Ratusan Sapi Terjangkit Penyakit PMK
Ilustrasi/ Ratusan sapi di Cianjur diisolasi karena terjangkit virus PMK--
RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN- Wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Kuningan, kini makin bertambah dengan total 160 kasus. Paling banyak, ternak yang terjangkit wabah PMK merupakan jenis sapi perah di Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari, Cigugur.
Tercatat sudah ada 147 sapi perah terjangkit PMK di Blok Cigeureung, Cipari. Totalnya sendiri mencapai 160 kasus PMK dengan rincian Cipari 147 kasus, Cijoho Landeuh 6 kasus, Mandapa Jaya 4 kasus, dan Cirukem 3 kasus.
“Kemudian dari total jumlah itu, di antaranya ada 7 ekor sapi potong. Nah kasus ini pertama kali muncul dari sapi potong di Desa Mandapa Jaya 4 ekor dan Desa Cirukem 3 ekor,” jelas Juru Bicara Satgas Penanganan PMK Kabupaten Kuningan, drh Rofiq, kemarin.
Namun saat ini, kasus sapi terjangkit wabah PMK yang ditemukan pertama kali sudah sembuh semua. Kondisinya kini sudah sehat kembali. “Berdasarkan hasil laporan di lapangan, sapi potong yang 7 ekor itu semuanya sudah baik, sudah sehat. Sehingga tidak menular ke yang lain,” ujar Rofiq.
Pihaknya kini tengah fokus penanganan dan pemberantasan wabah PMK di Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kuningan. Sebab kasus PMK paling banyak menyerang sapi perah di Cigugur dengan total 147 ekor. “Jadi itu yang sekarang kita berusaha, bagaimana mencegah penularan agar tidak lebih luas lagi,” tandasnya.
Rofiq menyebutkan, ketersediaan vaksin untuk penanganan kasus PMK di Kuningan hingga sekarang belum ada. “Vaksin kita belum ada, pemerintah berencana akan mendatangkan vaksin itu di pertengahan bulan Juni 2022. Sementara kita melakukan kegiatan pengobatan suportif yakni memberikan anti biotik hingga vitamin,” paparnya.
Menurut dia, setiap ternak yang terjangkit wabah PMK akan mengalami demam. Sehingga diberikan obat penurun panas, termasuk peningkatan biosecurity untuk membunuh kuman-kuman di kandang ternak. “Kita sarankan kepada para peternak, agar setiap hari selalu melakukan disinfeksi atau penyemprotan di kandang,” imbuhnya.
Sejauh ini, kata Rofiq, belum ditemukan kasus kematian pada hewan ternak dari wabah PMK. Hanya saja, ada beberapa sapi yang dipotong paksa akibat sudah terjangkit PMK terlalu parah. “Sebetulnya bukan kasus kematian, tapi dipotong paksa. Karena kondisinya memang sampai ambruk, itu ada 2 ekor sapi sehingga dipotong paksa,” ungkapnya.
Dia beranggapan, meski terjangkit wabah PMK namun daging sapi masih aman di konsumsi manusia. Namun tetap dengan pengawasan petugas dari dinas terkait, agar pengolahan daging sapi itu betul-betul aman di konsumsi.
“Iya itu aman, kita terapkan SOP saat pemotongan. Kita juga akan lakukan sosialisasi, jika daging yang terkena PMK ini aman dengan catatan cara penanganan benar. Nanti akan dibuat surat edaran ke semua masyarakat,” terangnya.
Pihaknya akan meningkatkan pengawasan dengan melibatkan semua puskeswan, saat menjelang hari Idul Adha. Kemudian satu bulan sebelum lebaran, akan dilakukan pemeriksaan di lapangan.
“Semua hewan yang akan dijual untuk dijadikan hewan kurban, atau hewan-hewan yang ada di kandang maupun kelompok akan dilakukan pemeriksaan yang sama. Tentunya untuk memastikan agar hewan itu layak untuk dijadikan hewan kurban,” pungkaasnya.(bud)
Sumber: