Hanya Dua Jam, Orang Bisa Menjadi Teroris

Hanya Dua Jam, Orang Bisa Menjadi Teroris

WASPADA. Lakpesdam NU Indramayu menyelenggarakan sarasehan membahas paham keagamaan transnasional yang mengancam harmonisasi keberagaman bangsa. Paham gerakan Islam transnasional dinilai mulai mengakar di masyarakat.--

Dalam kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah yang ditulis oleh Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari sudah memprediksi soal gerakan transnasional. 

“Sejak 1912 Masehi, pendiri NU ini sudah mencium aroma munculnya gerakan Islam transnasional. Karyanya sangat visioner yang menawarkan solusi-solusi secara ilmiah dan argumentatif, menyuguhkan konsep soal batasan sunnah dan batasan bid'ah,” sebutnya.

Dalam kitab itu, lanjut Kang Lukman, ada 4 kelompok terkait gerakan transnasional. Yakni kelompok salafiyun, kelompok yang suka membid'ahkan dan mengkafirkan, kelompok rofidiyun yang membenci khulafaur rosyidin, dan kelompok tibaqiyyun yang mengaku memiliki spiritual tinggi. “Dua kelompok, kedua dan ketiga itulah yang sangat berbahaya,” kata dia.

Sementara dalam kitab Hujjah Ahlussunnah Wal Jamaah karya KH Ali Maksum, dikupas soal amaliyah masyarakat yang sudah menjadi tradisi dilakukan secara turun temurun sejak nenek moyang. Misalnya ziarah kubur, tahlilan, dan amaliyah lainnya. 

“Amaliyah itu sudah disuguhkan dalil-dalil yang ilmiah dan argumentatif, sehingga masyarakat khususnya di Indonesia tidak lagi ragu untuk melestarikan tradisi-tradisi amaliyah yang sudah dilakukan secara turun temurun,” ujarnya.

Ketua PCNU Indramayu, Kyai M Mustofa, berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat terkait upaya peningkatan wawasan untuk masyarakat, dan warga nahdliyin khususnya untuk menghadapi soal maraknya gerakan Islam transnasional di Indonesia. 

“Wawasan keberagamaan ini penting, NU Indramayu akan fokus untuk peningkatan kapasitas terhadap kader-kader NU yang siap menghadapi masalah itu,” imbuhnya. (tar)

Sumber: