Cegah Penyebaran PMK, Larang Mobilisasi Sapi
TEKAN PENYEBARAN. Untuk pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi agar tidak semakin meluas, salah satunya dengan larangan mobilisasi hewan ternak sapi.--
RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN- Pemerintah Kabupaten Kuningan terus mengupayakan pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi agar tidak semakin meluas, salah satunya menutup total mobilisasi ternak baik yang masuk ataupun keluar daerah alias lockdown. Setelah Blok Cigeureung di Kelurahan Cipari, pemberlakukan lock down juga akan diterapakan untuk wilayah Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur.
Selain menerapkan larangan mobilisasi hewan ternak sapi, juga akan dibangun posko darurat PMK dan penempatan Satgas yang akan melakukan pemantauan dan penjagaan serta melakukan penyemprotan cairan disinfektan terhadap mobilitas warga baik orang maupun kendaraan yang melintas.
"Jika kemarin kita lakukan lock down terhadap Blok Cigeureung karena ditemukan kasus sehingga tidak boleh ada sapi yang keluar maupun masuk, maka sekarang kita lakukan untuk yang belum ada kasus salah satunya Kelurahan Cisantana. Ini dilakukan untuk antisipasi masuknya sumber penyakit sehingga peternakan di Cisantana aman dari wabah PMK," ungkap juru bicara Satgas penanganan PMK Kabupaten Kuningan drh Rofiq.
Secara bertahap, kata Rofiq, penerapan lock down juga akan diterapkan di seluruh desa dan kelurahan se-Kecamatan Cigugur. Rofiq menambahkan, hal ini mengingat Kecamatan Cigugur merupakan sentra sapi perah dan sapi potong dengan jumlah populasi mencapai 10.000 ekor lebih.
"Kebijakan ini terpaksa kita ambil karena melihat jumlah penyebaran wabah PMK di Kabupaten Kuningan cukup masif. Terutama di Blok Cigeureung yang angkanya hingga sekarang sudah mencapai 241 ekor. Sehingga untuk antisipasinya kita lakukan lock down untuk daerah-daerah lainnya agar tidak terjadi penularan," ujarnya.
Rofiq juga membagikan beberapa tips yang harus dilakukan para peternak agar selama masa lock down ini sapi-sapi mereka tetap sehat tidak terpapar PMK. Yaitu dengan menjaga kebersihan kandang, menyemprotkan cairan disinfektan secara rutin, meningkatkan imunitas ternak dengan memberikan pakan berkualitas dan suplemen vitamin.
"Di depan kandang siapkan ember berisi cairan disinfektan yang akan digunakan untuk mencuci alas kaki atau sepatu saat peternak akan masuk dan keluar kandang. Usahakan peternak setelah dari kandang langsung mandi, pakaian yang dipakai juga segera dicuci. Usahakan jangan berkunjung ke kandang lain, karena khawatir membawa penyakit," ujarnya.
Dengan diberlakukannya pembatasan-pembatasan tersebut, Rofiq berharap wabah PMK di Kabupaten Kuningan bisa segera berakhir. "Mudah-mudahan daerah yang saat ini tidak ada kasus PMK tidak sampai ikut tertular. Sehingga para peternak tetap bisa berpenghasilan dan roda perekonomian tetap berputar," pungkasnya. (fik)
Sumber: