BPBD Waspadai Curah Hujan Tinggi

BPBD Waspadai Curah Hujan Tinggi

HUJAN DERAS. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, masih mewaspadai terjadinya potensi curah hujan tinggi yang memicu banjir seperti yang terjadi di Desa Citapen dan Japara, Senin (6/6) sore.--

RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, masih mewaspadai terjadinya potensi curah hujan tinggi yang memicu kebencanaan. Padahal saat ini sudah memasuki bulan kemarau, namun hujan masih saja turun dengan intensitas cukup tinggi. Dampak dari curah hujan yang tinggi disertai angin kencang, membuat puluhan rumah dilaporkan mengalami kerusakan. Bahkan hujan deras yang berlangsung Senin (6/6) sore mengakibatkan banjir di Desa Japara dan Citapen, Kecamatan Japara.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana mengakui jika pihaknya banyak menerima laporan adanya kebencanaan. Penyebabnya yakni curah hujan dan angin kencang. “Terkait dengan situasi kondisi musim hujan yang masih sering terjadi, yang semestinya sekarang masuk bulan kemarau. Memang sejak akhir Mei kemarin hingga saat ini, terjadi perubahan dinamika cuaca,” kata Ibe, panggilan Indra Bayu Permana, Selasa (7/6).

Menurut Ibe, berdasarkan informasi BMKG Stasiun Jatiwangi, dinamika cuacanya berupa suhu laut di perairan jawa masih hangat dan masih terjadinya fenomena La Nina. Hal ini menyebabkan suplai penguapan dan massa udara lebih banyak. “Sehingga potensi awan-awan hujan juga bnyak terbentuk. Maka dari itu, sampai saat ini masih cukup sering terjadi hujan,” terangnya.

Bahkan dalam update terakhir hingga akhir Mei di wilayah Kuningan dan sekitarnya masih mengalami musim hujan, ditandai masih cukup sering turun hujan. “Jadi untuk tahun 2022, musim kemarau sekarang biasa disebut kemarau basah atau masih cukup sering turun hujan. Kondisi ini tidak hanya di Jawa barat, melainkan merata hampir di seluruh Pulau Jawa,” papar Ibe.

Dia juga menjelaskan, kemarau basah yakni kemarau dengan curah hujan diatas rata-rata normalnya. Jadi masih berpotensi cukup sering turun hujan di musim kemarau. “Kami ingatkan di sepanjang tahun ini, tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Apalagi di bulan Agustus curah hujan meningkat, update akan dilaksanakan oleh BMKG setiap bulan karena pasti ada perubahan, dan wajib diketahui masyarakat,” terang Ibe.

Pihaknya mencatat, akibat hujan dengan curah tinggi memicu musibah angin kencang di sejumlah titik. Misalnya saja di Desa Kertaungaran, Kecamatan Sindangagung, Kuningan. “Ada 39 unit rumah rusak ringan di bagian atap, 1 unit rumah rusak sedang bagian atap, dan 2 unit bangunan gudang rusak sedang bagian atap. Kerusakan bangunan rumah akibat terbawa angin kencang, adapula yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang,” tutupnya.

Ibe melanjutkan, untuk musibah banjir terjadi di dua desa yakni Desa Citapen dan Desa Japara/Kecamatan Japara. Banjir ini terjadi hari Senin (6/6) sekitar pukul 15.30. untuk Desa Japara, penyebab banjir lantaran saluran irigasi Cikaler meluap mengakibatkan 1 unit rumah milik Ibu Kartini terendam dan jalan lingkungan terendam air. Banjir berlangsung selama satu jam dengan ketinggian 30-50cm. “Ada juga sawah seluas 700 bata terendam air selama 1 jam dengan ketinggian 10-50cm. Ini dampak dari hujan intensitas sedang hingga lebat pada hari Senin,” jelas Ibe.

Untuk musibah di Desa Citapen, kata Ibe, hujan deras mengakibatkan banjir dan longsor. Lokasinya di Dusun Cidadali RT002 RW002 dan Dusun Cikadu RT002 RW002, Desa Citapen, Kecamatan Japara. Tembok penahan tebing (TPT) depan rumah milik Ibu Karsini longsor dan menutupi saluran irigasi mengakibatkan air meluap ke pemukiman. “Kami sudah melakukan penanganan di lokasi bencana,” sebut Ibe. (bud)

 

Sumber: