Koalisi Gerindra-PKB Hampir Final, Cak Imin Jangan Memaksakan Diri

Koalisi Gerindra-PKB Hampir Final, Cak Imin Jangan Memaksakan Diri

Prabowo Subianto dan Muahimin Iskandat atau Cak Imin.--

RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA — Koalisi Partai Gerindra dan PKB dikabarkan telah menyepakati siapa yang bakal diusung sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.

Ketua DPD Gerindra Sulawesi Selatan, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) membocorkan bahwa sosok yang dijagokan kedua partai tersebut adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

“Jadi saya kira itu keputusan dan insyaallah berkoalisi dengan PKB, memenuhi syarat Presidential Threshold untuk mengusung Prabowo untuk jadi presiden,” kata AIA kepada wartawan di Hotel Claro, Selasa, 12 Juli 2022.

Dalam waktu dekat, Wakil ketua komisi V DPR RI itu mengungkapkan jika Gerindra Sulsel akan segera mendeklarasikan Prabowo sebagai Calon Presiden.

“Saat ini deklarasi belum ada paket. Tetapi fokus kami posisi presiden harus diisi Prabowo Subianto dan saya kira itu sudah jadi kesepakatan antara kami dan PKB,” tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid tidak rela jika ketua umumnya Muhaimin Iskandar hanya menjadi calon wakil presiden.

“Kalau PKB kan jelas selalu memperjuangkan Gus Muhaimin capres,” ucap Jazilul di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/6/2022).

Meski telah membangun komunikasi dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, Jazilul menyebut sejauh ini Cak Imin masih diprioritaskan menjadi capres bukan cawapres.

“Ya kalau Pak Prabowo mau jadi wapres malah bagus buat PKB,” tambahnya.

Namun lanjut Wakil Ketua MPR itu, peta politik bisa saja berubah kapan waktu. Tergantung dengan kompromi-kompromi politik yang dibangun antara PKB dan Gerindra.

“Ya kita buka opsi-opsi, termasuk dengan Gerindra. Kalau seandainya menerima wapres itu hasil kompromi,” ungkap Jazilul.

Diketahui, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar sepakat membentuk koalisi usai melakukan pertemuan pada Sabtu, 18 Juni 2022.

Sementara itu Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro menyarankan Muhaimin Iskandar sebaiknya realistis dalam menatap Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Cak Imin diminta berkaca dengan capaian elektabilitasnya di sejumlah lembaga survei.

“Animo masyarakat tidak tinggi pada Cak Imin. Ya sebaiknya menjadi calon wakil presiden saja,” katanya, Minggu, 19 Juni 2022.

Pertemuan Cak Imin dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menguatkan spekulasi bahwa keduanya bakal berduet di Pilpres mendatang.

Dijelaskannya, jika kedua parpol tersebut sepakat mengusung masing-masing ketua umum, maka yang paling realistis Prabowo Subianto sebagai capres dan Cak Imin cawapres.

“Berdua itu sudah cukup kok untuk berkoalisi,” katanya.

Tapi, jika PKB tetap memaksakan Cak Imin maju sebagai capres, maka kesempatan atau peluang untuk menang pada Pilpres 2024 akan kecil.

Menurutnya, baliho-baliho yang dipasang Cak Imin atau PKB sebagai salah satu bentuk sosialisasi dinilai belum mampu mendongkrak elektabilitas Cak Imin layaknya elektabilitas Prabowo Subianto.

“Jadi, menurut saya realistis saja. Karena animo masyarakat dari Sabang sampai Merauke tidak seperti yang diharapkan PKB,” jelas dia.

Kendati demikian, secara hitung-hitungan apabila kedua nama tersebut disandingkan maka syarat ambang batas pencalonan 20 persen tercukupi. Dengan kata lain, Prabowo dan Cak Imin bisa berlaga pada Pilpres 2024.

Selain itu, jika koalisi Gerindra dan PKB terwujud dengan mengusung masing-masing ketua umum, Siti melihat nama-nama misalnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan akan jadi tantangan tersendiri mengingat kedua figur tersebut memiliki elektabilitas tinggi di beberapa survei. (ikbal/fajar/rakcer)

Sumber: