Kiai Mustofa: Kalau Tidak All Out Jangan Jadi Pengurus NU

Kiai Mustofa: Kalau Tidak All Out Jangan Jadi Pengurus NU

TEGAS. Ketua PCNU Indramayu, Kiai M Mustofa memberikan wejangan kepada pengurus dan kader NU dalam kegiatan yang diselenggarakan MWC NU Kedokanbunder. FOTO: ISTIMEWA/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, INDRAMAYU–Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu, Kiai Muhammad Mustofa dengan tegas menyerukan berkhidmat all out.

Hal ini bersamaan dengan akan genapnya usia NU yang ke-100 tahun,dan diperuntukan bagi pengurus NU sesuai amanat yang diembannya.

Menurutnya, NU yang menjelang berusia 100 tahun berarti telah matang dalam segala hal. Termasuk bagaimana berkhidmat all out kepada NU.

“Jika hal tersebut tidak bisa dilakukan. Maka, sebaiknya jangan menjadi pengurus NU,” tegas Kiai Muhammad Mustofa saat menghadiri konferensi perdana Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Kedokanbunder, Minggu (17/7) di Aula Majelis Ta'lim Kyai Mujahidin, Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder.

Menurutnya, siapapun yang belum sepenuhnya bisa melakukan khidmat all out atau hanya melakukannya setengah-setengah maka sebaiknya berfikir kembali untuk mengemban amanat menjadi pengurus NU. Karena, khidmat kepada NU harus all out.

Dia juga mengatakan, kematangan NU yang usianya menjelang 100 tahun itu mencakup kematangan dalam memiliki kecakapan yang tidak bisa dipolitisir, dan kematangan mandiri. Juga kematangan terdepan dalam menawarkan solusi dari persoalan bangsa dan negara yang diwujudkan dengan NU tetap memiliki manfaat dan maslahat bagi kehidupan bangsa dan negara ini.

“Kematangan NU itu berarti matang tidak bisa dipolitisir, matang mandiri dan terdepan menawarkan solusi, pengurus NU harus tahu bahwa NU itu harus menjadi imam bagi sosialnya, menjadi pengurus NU berarti menjadi imam yang diikuti masyarakat bukan membuat bingung, imam yang terdepan menawarkan solusi dari setiap persoalan yang muncul sehingga masyarakat menjadikan NU sebagai rujukan atau imam bukan malah bikin bingung,” jelasnya.

Terkait dengan berkhidmat, berarti melayani, membesarkan NU, menyenangkan dan menawarkan hal-hal solutif. Sehingga NU sebagai perkumpulan yang sudah besar. Sehingga menuntut orang-orang yang berkhidmatnya juga orang-orang yang besar.

Dia mengungkapkan, NU itu sebagai Jam'iyyah Diniyah Ijtima'iyyah Islamiyah atau perkumpulan besar yang konsen pada mendorong perubahan-perubahan sosial dan keagamaan yang lebih maju.

Sehingga, keberadaannya menjadi pihak yang hadir. Sekaligus pelaku yang menawarkan hal-hal solutif bagi persoalan apapun yang muncul.

Pengurus NU, lanjut Mustofa, berarti peladen atau pelayanan bagi sebuah perkumpulan besar NU. Berkhidmat kepada NU yang merupakan organisasi Jam'iyyah Diniyah Ijtima'iyyah Islamiyah, berarti perkumpulan besar yang konsen mendorong perubahan-perubahan sosial dan keagamaan yang lebih maju.

“Jadi, pengurus NU bukan malah bikin bingung. Tetapi, menawarkan solusi bagi setiap persoalan apapun yang muncul yang diikuti oleh masyarakatnya,” pungkasnya. (tar)

Sumber: