Januari-Juni Kasus DBD Capai 900 Kasus

Januari-Juni Kasus DBD Capai 900 Kasus

FOGGING. Seorang petugas sedang melakukan fogging di pemukiman warga untuk mencegah bertambahnya kasus DBD, kemarin.--

 

RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mencatat sejak Januari-Juni 2022 total kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi peningkatan. Sebab hingga sekarang totalnya ada 900 kasus, sedangkan tahun lalu hanya 534 kasus DBD.

 

“Memang kasus DBD di Kabupaten Kuningan saat ini ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Sebab total selama satu semester periode Januari-Juni 2022, kita sudah di angka 900 kasus,” kata Kepala Dinkes Kuningan, dokter Susi Lusiyanti melalui Kasi P2PM Dinkes Kuningan, Iud Sudarman dalam keterangan persnya, Selasa (2/8).

 

Menurutnya, ratusan kasus DBD tersebut hampir menyebar di semua kecamatan. Kalau dilihat dari peningkatan kasus didominasi sejak bulan Januari, Februari, dan Maret.

 

“Setelah melewati bulan tersebut, yakni April hingga bulan ini sedikit melandai. Namun setiap bulan selalu ada saja kasus DBD,” ujarnya.

 

Bahkan hingga hari ini, Ia menyebut, kasus meninggal dunia akibat DBD jumlahnya mencapai 6 orang. Sedangkan pada tahun 2021, selama satu tahun tersebut jumlah totalnya hanya 534 kasus.

 

“Kalau tahun kemarin itu yang meninggal hanya 4 orang, totalnya dalam satu tahun juga sejumlah 534 kasus. Jadi memang ada peningkatan kalau dibandingkan dengan tahun kemarin, sekarang baru satu semester saja sudah 900 kasus,” bebernya.

 

Sejauh ini, pihaknya tidak bisa memutuskan untuk menetapkan kasus DBD sebagai kejadian luar biasa. Sebab hal itu bukan ranah maupun kewenangan dari Dinkes Kuningan.

 

“Kalau secara epidiomologi itu sudah bisa dikatakan kategori KLB. Tapi kami Dinas Kesehatan tidak punya kewenangan itu menyatakan KLB, kita tetap fokus untuk melakukan pemantauan dan menjaga serta menyebarluaskan pencegahan dini bagi teman-teman di puskesmas,” ungkapnya.

 

Menurutnya, apabila kewenangan dalam menyatakan suatu daerah masuk KLB berada di tangan Bupati Kuningan. Jika dilihat dari indikator peningkatan kasus DBD, salah satunya dari curah hujan yang memang tidak menentu.

 

“Sekarang sudah masuk musim kemarau tapi hujan masih ada saja. Itu juga salah satu indikator dan penyebabnya, suhu juga tidak menentu, kepadatan penduduk, serta mobilisasi masyarakat yang mulai aktif kembali karena COVID-19 melandai,” ujarnya.

 

Apakah akan ada upaya fogging dari Dinkes Kuningan, Ia mengaku, langkah itu sebetulnya tidak terlalu dianjurkan. Sebab paling penting adalah memberi edukasi kepada masyarakat, agar melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk.

 

“Tapi untuk fogging tetap dilaksanakan, hanya sesuai dengan indikator. Tidak serta merta setiap yang minta fogging, kita laksanakan fogging,” pungkasnya.(fik)

 

 

Sumber: