Sudah 3 Kasus Kematian DBD di Tahun 2025

Sudah 3 Kasus Kematian DBD di Tahun 2025

Dinas Kesehatan Kota Cirebon mengakui terjadi peningkatan kasus DBD di tahun 2025 ini. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--

*** Dinkes Akui Meningkat Signifikan, Siapkan Upaya Preventif Jangka Panjang

 

CIREBON - Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cirebon mengalami peningkatan, bahkan sampai Mei ini, sudah menimbulkan kasus meninggal dunia.

 

Dinas Kesehatan Kota Cirebon mengakui hal tersebut, dimana dibanding dengan tahun sebelumnya, angka kasus DBD ini meningkat signifikan.

 

"Tahun 2025 ini memang meningkat signifikan, tapi tidak hanya di Kota Cirebon, melainkan di seluruh Indonesia. Karena faktor cuaca, suhu berubah drastis, perubahan musim, banyak hal," demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Hj Siti Maria Listiawaty saat dikonfirmasi Rakyat Cirebon, Selasa (13/05).

 

BACA JUGA:Pemkot Periksa Kesehatan Lansia Gratis, Wawali Hadir Langsung

 

Disebutkan dr Maria, sampai Mei ini, Dinkes mencatat sudah ada tiga kasus meninggal dunia dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.

 

Yang terakhir, kasus meninggal ini bahkan membuat Dinas Kesehatan berduka, karena pasien merupakan bagian dari keluarga besar Dinas Kesehatan, yang sudah mengabdi puluhan tahun di RSD Gunung Jati.

 

Pasien pada kasus ketiga ini, sudah menjalani dan mendapatkan perawatan medis selama 7 hari di RSD Gunung Jati, artinya upaya penanganan medis sudah diberikan secara maksimal.

 

BACA JUGA:Peringati Hari Raya Waisak 12 Mei 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha

 

"Sepanjang 2025 ini, sudah ada 3 kematian. Yang ketiga ini sudah menjalani perawatan seminggu, artinya perawatan secara medis sudah maksimal, secara lengkap terkait diagnosa medis nanti pihak Rumah Sakit yang bisa menjelaskan," lanjut dr Maria.

 

Lebih lanjut dijelaskan dr Maria, ketiga kasus meninggal dunia ini, masing-masing pasien memiliki penyakit penyerta, sehingga tidak sementara diduga penyebab kematiannya tidak 100 persen karena DBD.

 

"Yang meninggal ini masing-masing punya penyakit penyerta, ada keterlambatan dirujuk juga. Pada tahun 2024 kalau tidak salah ada lima kasus meninggal," sebut dr Maria.

 

BACA JUGA:Kualitas Layanan Semakin Meningkat, BRI Raih Digital Channel Terbaik Versi BSEM 2025

 

Dari semua kasus yang muncul ini, sudah direspon Dinas Kesehatan dengan melakukan penelusuran di lingkungan-lingkungan masyarakat, terutama yang dinyatakan positif.

 

Hasilnya, ditemukan hal yang baru, dimana jentik nyamuk berada di dalam rumah, di titik yang jarang diduga oleh masyarakat.

 

Salahsatunya, di dalam penadah air dispenser, yang sepertinya itu sangat jarang menjadi perhatian masyarakat, dan Dinkes pun saat ini mewanti-wanti itu.

 

BACA JUGA:Gelombang I Dibuka, Calon Maba Institut Mahardika Ikuti 3 Tahapan Tes

 

"Dari beberapa kasus yang kita selidiki, nyamuk berkembang biak di tadahan dispenser, saat kita ambil air kan bawah dispenses ada penadahnya, bahkan dari tetesan air AC, karena mereka (nyamuk. Red) suka di air bersih, kurang suka di air yang kotor," jelas dr Maria.

 

Sebagai upaya preventif, masih dijelaskan dr Maria, Dinkes juga sudah menginteruksikan kepada seluruh Puskesmas, untuk memperkuat gerakan PSN plus di masyarakat.

 

Karena selain fogging, PSN menjadi upaya yang paling ampuh dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk, yang menyebabkan DBD.

 

BACA JUGA:Kota Cirebon Kirim 353 Jemaah Haji, Bergabung dengan Kabupaten Cirebon

 

"Fogging menimbulkan residu, karena bahan kimia. Seluruh Puskesmas sudah diarahkan untuk memaksimalkan PSN plus, gerakan-gerakan jumsih dimaksimalkan," ujar dr Maria.

 

Bahkan, ditambahkan dr Maria, untuk upaya preventif jangka panjang, Dinkes tengah mempersiapkan program intervensi secara langsung terhadap nyamuk Aedes Aegypti.

 

Diwacanakan, pada tahun 2025 ini, Dinkes yang masih menunggu interuksi lebih lanjut dari pemerintah pusat, akan melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang sudah diberikan bakteri Wolbachia.

 

BACA JUGA:Kota Cirebon Kirim 353 Jemaah Haji, Bergabung dengan Kabupaten Cirebon

 

Bakteri Wolbachia ditranslokasikan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti dan menghambat replikasi virus dengue, sehingga mengurangi kemampuan nyamuk untuk menularkan penyakit tersebut. 

 

Wolbachia sendiri adalah bakteri simbiotik yang terdapat pada banyak serangga, termasuk nyamuk, meskipun tidak secara alami pada Aedes aegypti

 

Wolbachia akan menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk tidak dapat menularkan virus tersebut ke manusia saat menggigit. 

 

BACA JUGA:Perhotelan Goyah, DPRD Segera Koordinasi dengan Disbudpar

 

"Kita sudah mewacanakan akan melepaskan nyamuk Aedes Aegypti yang suah mengandung Wolbachia, ini aman untuk manusia. Jadi melawan nyamuk dengan nyamuk," imbuh dr Maria. (sep)

Sumber: