Punya Ratusan Karya, Mayoritas tentang Keindahan Kota Cirebon

Punya Ratusan Karya, Mayoritas tentang Keindahan Kota Cirebon

GAIRAH. Guna membangkitkan lagi gairah kesusastraan Tionghoa, para penulis dari etnis Tionghoa mengadakan pertemuan, Selasa (26/7) di Grand Cin Yen. Mereka berkumpul juga untuk menyambut kedatangan Tjutju Widjaja penulis sastra Tionghoa dari Bandung.--

Padahal menurut Jeanne, asosiasi sudah bertahun-tahun melatih mereka, tetapi hasilnya masih sedikit karena untuk menulis saja masih banyak yang malas, apalagi mengarang. 

Oleh sebab itu, harus ada peran aktif dari penulis sastra Tionghoa yang sudah berusia lanjut untuk membimbing anak muda. "Supaya aktif menulis supaya ada generasi muda yang melanjutkan,"  ujarnya.

Sopyan Wijaya juga memiliki pendapat yang sama. Menurutnya, harus ada bimbingan kepada generasi muda supaya generasi muda dapat menjadi penulis sastra Tionghoa selanjutnya.

Harapan itu ada pada sosok Tjutju Widjaja. Sastrawan yang mengikuti pameran Seni Rupa Manifesto Trans Posisi di Gallery Nasional Jakarta. Event ini diikuti 108 peserta. 

"108 karya dipamerkan tadinya ada 613 calon peserta yang mendaftar setelah diseleksi hanya 108 lukisan yang terpilih. Karya lukis kaligrafi mandarin Tjutju Widjaja berjudul Perempuan Kelenteng," kata Tjutju.

Pameran seni bakal diikuti 700 orang penulis sastra Tionghoa di 15 kota. Yaitu Cirebon, Jakarta, Bandung, Medan, Pontianak, Pekanbaru, Lampung Garut, Semarang dan Surabaya. (*)

Sumber: