Jangan Ada Beras Impor di Majalengka, Bupati Minta Pertahankan Fungsi Lahan Produktif
KETAHANAN PANGAN. Bupati Majalengka menutup kegiatan IPDMIP Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) di Talaga Pancar, Senin (8/8). PAI SUPARDI/RAKYAT CIREBON --
RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA - Bupati Majalengka DR H Karna Sobahi MMPd mengakui, jika salah satu hal yang paling utama dalam upaya membangkitkan ekonomi pasca pandemi Covid-19, adalah dengan konsep ketahanan pangan.
Kabupaten Majalengka, kata dia patut bersyukur karena masuk dalam daftar 3 kabupaten yang dinilai memiliki konsep ketahanan pangan yang baik di Jawa Barat. Demikian diungkapkan orang nomor satu di Majalengka tersebut, saat menutup kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) di lokasi wisata Talaga Pancar, Senin (8/8).
Melalui program tersebut, secara umum di Kabupaten Majalengka ada sekitar 1.000 petani yang sudah dilatih tentang kemampuan dan keterampilan pertanian. Melalui program yang digagas kementrian yang di breakdown melalui kegiatan IPDMIP oleh DKP3 Kabupaten Majalengka, selain mendapatkan ilmu pengetahuan para petani juga mendapatkan uang Rp300 ribu.
Program tersebut kata bupati, merupakan upaya pemerintah dalam penguatan ketahanan pangan dan mata pencaharian masyarakat pedesaan melalui peningkatan nilai pertanian beririgasi secara berkelanjutan.
Sasaranya adalah peningkatan ketahanan pangan, peningkatan sumber daya manusia, peningkatan produktivitas dan layanan pertanian, peningkatan pendapatan pertanian, peningkatan jasa keuangan, dan pelayanan kesetaraan gender yang dilaksanakan hanya di 16 provinsi dan 74 kabupaten termasuk Majalengka.
”Penentuan Kabupaten yang layak mendapatkan program itu tidaklah sederhana, karena ditentukan kualifikasi dan inovasi dari petani yang dinilai layak, dan Majalengka akhirnya terpilih. Melalui program ini yang pertama saya minta tidak boleh ada impor beras ke Majalengka, yang kedua tidak boleh ada investor yang berani merusak lahan produktif,” tegasnya.
Bupati juga meminta agar para penyuluh pertanian bisa memberikan arahan kepada para petani lainya agar bisa lebih produktif. Pada dasarnya, sambung bupati, kekuatan ekonomi Majalengka saat ini masih mengandalkan pertanian.
“Sehingga saya minta jaga lahan produktif berkelanjutan jangan sampai rusak atau berkurang dan selain itu saya juga memastikan Majalengka tidak akan impor beras,” tambahnya. (pai)
Sumber: