Bupati Cirebon Bantah Siapkan Putera Mahkota untuk Kursi Sekda

Bupati Cirebon Bantah Siapkan Putera Mahkota untuk Kursi Sekda

--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Seleksi terbuka jabatan tinggi pratama Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon masih menjadi sorotan publik. Banyak yang beranggapan bahwa seleksi tersebut hanya formalitas, karena sudah ada putera mahkota yang disiapkan bupati. Itu terbukti, dari minimnya peserta yang ikut mendaftar.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg membantah mempersiapkan putera mahkota. Namun dia membenarkan bahwa semua peserta yang mengikuti seleksi terbuka jabatan tinggi pratama sekretaris daerah orang dekatnya.

"Semua peserta orang dekat saya. Semuanya saya kenal. Mulai eselon 2 dan 3 saya kenal," ucapnya saat ditemui di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Selasa (9/8).

Imron mengungkapkan, dalam pelaksanaan seleksi sekda ini, sudah ditempuh secara terbuka. Pasalnya, di dalamnya terdapat pansel yang memang benar-benar bekerja secara profesional.

"Ada sistem yang harus ditempuh. Maka ikuti permainan yang sudah di-design ini. Saya juga belum ketemu sama tim penilainya," ungkap dia.

Terkait tudingan adanya intervensi, Bupati Imron membantah telah intervensi kepada pansel seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama sekda. "Tidak ada intervensi. Semua mengikuti mulai dari pendaftaran sampai sekarang kalau tidak salah tahapan wawancara," katanya.

Disinggung soal keharmonisan antara Bupati Imron dengan Wabup Ayu, dia menjelaskan hingga saat ini dirinya masih menjalin hubungan baik dengan orang nomor dua di Kabupaten Cirebon. "Kami masih berkomunikasi dengan baik sama ibu Ayu, lihat aja sekarang," ucapnya.

Sementara itu, pemerhati pemerintahan, Baroji mengingatkan agar sekda terpilih nantinya adalah orang Cirebon, bukan pendatang. Meskipun dari keempat nama itu, bukanlah pilihan ideal. 

"Kalau orang luar, belum tentu menguasai karakter warga Cirebon. Belum tentu menguasai persoalan di daerah," ungkapnya.

Mengingat, posisi sekda bukanlah orang sembarangan. Sekda itu sebagai penggerak. Harus mampu menguasai titik-titik yang harus dibangun. "Siapa yang berani menjamin, kalau sekdanya itu dari luar. Apakah dia menguasai? Terlebih dia itu pendatang. Sudah begitu baru lagi menjadi pejabat di Cirebon," imbuh dia. 

Disinggung dari keempat kandidat itu, apakah ada yang masuk kriteria, Baroji menjawabnya, ada. "Deni Nurcahya, itu warga Cirebon. Meskipun saat awal datang, dari Kuningan. Tapi dia warga Babakan, Kabupaten Cirebon," katanya. 

Sebelumnya, dugaan bahwa Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg menyiapkan putera mahkota untuk dijadikan sekretaris daerah (Sekda), dinilai blunder. Karena itu, publik sulit percaya, bahwa seleksi terbuka sekda akan menghasilkan putera terbaik.

"Ini blunder buat pak Bupati. Menurut saya, apa yang ditabur bupati, itu yang dia tuai," kata Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon, Junaedi ST kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Apalagi beredar isu adanya rebutan antara bupati dan wakilnya soal kandidat sekda. Padahal, keduanya berasal dari bendera yang sama. "Kalau membaca dari statemen-statemen publiknya itu. Saya melihatnya kok kurang elok ya," tambahnya.

Sementara, Bendahara DPC PDIP Kabupaten Cirebon, Rudiana menjelaskan, di internalnya tidak ada bahasan sampai detail ke nama-nama siapa kandidat yang harus diusung. Karena, sebelum pendaftaran, banyak pilihan nama yang bisa didorong menjadi sekda.

"DPC tidak sampai melakukan pleno. Tidak ada ketentuan yang mengatur harus diplenokan DPC. Kalaupun ada, sifatnya hanya memberikan masukan. Karena seorang sekda ini merupakan orang yang dianggap penting bagi perjalanan roda pemerintahan di Kabupaten Cirebon," jelasnya.

Karena itu, kalau salah pilih sekda, maka bupati tidak bisa menjalankan roda-roda pemerintahan sesuai keinginan bupati. Sebaliknya, meskipun tidak menyodorkan nama, mestinya bupati memahami apa yang menjadi masukan dari DPC.

"Kita hanya memberikan kriteria-kriteria yang diinginkan. Sosoknya seperti apa. Kan begitu," lanjutnya.

Dia berharap bupati bisa memilih sekda yang benar-benar terbaik. Bisa menggerakan dan membantu kerja bupati dan wabup. Sehingga, roda pemerintahan di Kabupaten Cirebon berjalan. (yog/zen)

Sumber: