KKN di Cikeusal, Mahasiswa IAIN Cirebon Sukses Bina Pemuda dan UMKM
Reporter:
Suwandi|
Editor:
Suwandi|
Senin 15-08-2022,19:51 WIB
PROSES. 18 Mahasiswa IAIN Cirebon melaksanakan KKN di Desa Cikeusal, Gempol, Cirebon sukses membina para pemuda dan mengangkat UMKM Desa Cikeusal. --
CIREBON, RAKYATCIREBON.ID- Sebanyak 18 Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cikeusal, Gempol, Cirebon. Mereka sukses membina para pemuda dan mengangkat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa Cikeusal.
Keberhasilan itu ditandai dengan terselenggaranya kegiatan Bazar UMKM, Pentas Seni Pemuda Desa dan Cikeusal Bersholawat, Sabtu 13 Agustus 2022. Pada acara penutupan KKN itu dihadiri oleh puluhan warga dan perangkat pemerintah desa Cikeusal.
Dalam Bazar UMKM, beragam produk makanan khas Desa Cikeusal dipamerkan. Mulai dari opak, getuk, serta olahan singkong lainnya. Para pengunjung pun ikut mencicipi sekaligus membeli.
“Ada orang Purwakarta datang kesini dan mencicipi produk UMKM yang kami pamerkan. Dirasa enak, mereka langsung membelinya untuk oleh-oleh ketika pulang nanti,” ujar Ketua Pelaksana KKN Cikeusal Khaerul Fadlilah.
Selain hasil UMKM, sejumlah karya seni pun ditunjukkan anak-anak dan para pemuda setempat. Mulai dari penampilan hadroh hingga tari Manuk Dadali. Semuanya merupakan hasil binaan para mahasiswa KKN.
Khaerul mengatakan, rangkaian agenda penutupan ini digelar sebagai bentuk pertanggungjawaban para mahasiswa selama proses KKN di Cikeusal. Sebab selama KKN, mereka fokus menggali potensi UMKM lokal serta skill anak-anak dan pemuda setempat.
“Ada belasan anak-anak dan pemuda Cikeusal yang kami latih hadroh dan tari Manuk Dadali. Kami juga belajar mengelola produk UMKM kepada para pengrajin,” jelasnya.
Sabar dan istikamah. Kata itulah yang pantas digambarkan para mahasiswa KKN selama membina anak-anak muda setempat. Setiap dua hari sekali anak-anak dan pemuda dilatih seni hadroh dan tari Manuk Dadali. Menurut Khaerul, mereka sangat antusias mempelajari.
“Saya optimistis, sepulang kami dari kegiatan KKN nanti, mereka bisa berlatih mengembangkannya secara mandiri,” katanya.
Selain pembinaan seni, lanjut dia, para mahasiwa juga intens mendatangi pengrajin UMKM makanan opak singkong. Mereka mendekat dan bertanya kepada pengrajin tentang cara memproduksi dan menjualnya. Hingga di hari berikutnya, mereka mendapat kesempatan belajar praktik memproduksi.
“Kami sudah belajar memproduksi dan menjualnya. Alhamdulillah sedikit-dikit mulai bisa. Meskipun tidak mudah mempelajarinya,” ungkapnya.
Menurut Khaerul, opak singkong adalah salah satu produk UMKM unggulan di Cikeusal. Pasalnya, banyak konsumen luar desa yang datang ke Cikeusal untuk membeli ribuan bungkus Opak. Salah seorang pengrajin Opak, Saminah misalnya, dalam seminggu mampu menjual 1.000 bungkus opak kepada pengepul asal Desa Bobos, Dukupuntang.
“Harganya pun ekonomis, untuk satu bungkus berisi 100 keping opak hanya dibandrol sebesar Rp. 20 ribu,” ujarnya.
Meski demikian, kata dia, masih butuh pendampingan jika produk UMKM ini ingin lebih berkembang. Pendampingan itu dapat dilakukan pemerintah daerah maupun agregator (perusahaan perantara).
Pendampingan ini dimaksudkan agar produk opak dapat sesuai standar keinginan konsumen nasional bahkan negara-ngera lain. Sehingga produk dapat bertahan di tengah persaingan pasar internasional.
Menurut Khaerul, pendampingan bisa berupa kemasan produk opak, memperluas akes pasar hingga penguatan pemanfaatan digital. Sebab kata Khaerul, kemasan produk UMKM Desa Cikeusal ini masih polos. Akses pasarnya belum luas. Hingga pemanfaatan teknologi digitalnya masih lemah.
“Untuk itulah pemerintah harus memberikan edukasi dan pendampingan para pelaku UMKM desa Cikeusal. Mulai dari kemasan produk hingga pemanfaatan perdaganagn eloktronik (e-commerce),” ungkapnya.
Saat ini, para mahasiswa KKN tengah berupaya membantu meningkatkan penjualan produk UMKM Cikeusal. Caranya dengan memasarkannya secara online melalui akun media sosial dan aplikasi Marketplace.
“Kami sudah membuat media sosial Instagram produk UMKM-nya dan membuat video iklan produk UMKM-nya. Selain itu, kami juga akan memasarkannya ke Shoope, Tokopedia dan Lazada,” ungkapnya.
Jika upaya pemasaran itu berhasil, lanjutnya, para pengrajin akan dilatih cara memesarkan online sebagaimana para mahasiswa KKN tengah lakukan. Tujuannya agar para pengrajin bisa mengelola dan memasarkannya secara mandiri. (wan)
Sumber: