Bawaslu Majalengka Ajak Pemuda Cegah Politik Uang

Bawaslu Majalengka Ajak Pemuda Cegah Politik Uang

TUGAS BERSAMA. Bawaslu menggelar sosialisasi pencegahan politik uang yang melibatkan pemuda dan mahasiswa, di aula gedung STIE STMY. FOTO: HASANUDIN/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA - Kampanye bagi-bagi uang‎ yang biasa disebut money politic atau politik uang, masih terjadi di masyarakat. Terutama ketika menjelang pencoblosan pemilihan umum.

Sehingga Bawaslu Majalengka mengajak para pemuda dan pemudi untuk tidak tergiur pada calon pemimpin yang selalu mengandalkan uang untuk kemenangannya. Calon pemimpin visioner adalah yang membangun visi misi tanpa harus bermain politik uang.

Bawaslu Majalengka mengadakan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman kepemiluan terhadap kalangan pemuda. Bawaslu Majalengka melaksanakan sosialisasi pengawasan partisipatif pemilu kepada Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Karang Taruna, yang dipusatkan di aula gedung STIE STMY Majalengka.

Empat organisasi kepemudaan yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Karang Taruna Kabupaten Majalengka sebagai peserta dalam kegiatan tersebut ikut meramaikan dan berlangsung tanya jawab aktif.

Ketua Bawaslu Kabupaten Majalengka, H Agus Asri Sabana menjelaskan, sebagai generasi penerus bangsa yang kritis dan penuh kajian, maka para mahasiswa harus mampu menjadi pembeda. Pemuda Majalengka diharapkan lebih aktif lagi dalam berpesan, juga melakukan pengawasan partisipatif dan disampaikan kembali kepada masyarakat bawah.

“Organisasi pemuda yang kami hadirkan hari ini adalah representasi dari seluruh pemuda di Kabupaten Majalengka. Kami berharap pesan kepemiluan sampai ke seluruh lapisan kader paling bawah. Kami yakin semua punya kader dan struktur sampai lapisan bawah. Sampaikan oleh kalian, bahwa pemimpin yang visioner menjauhi politik uang,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan anggota Bawaslu Jawa Barat, Zaki Hilmi bahwa peran pemuda dalam Pemilu 2024 mendatang diharapkan lebih aktif untuk melakukan pengawasan. ‎Peran pemuda lebih fleksibel dan leluasa untuk menyuarakan anti politik uang.

“Peran pemuda dalam mengawasi bisa dilakukan di lingkungan terdekatnya. Seperti mencegah terjadinya praktik politik uang pada keluarga dan tetangga juga pada saudara-saudaranya. Ini penting, karena para pemuda adalah pemimpin masa depan. Masa yang akan datang akan dipimpin oleh generasi penerus saat ini,” ungkapnya.

Sementara Ketua BPH Yawina Yabunas, H Sudibyo BO menyampaikan, kesuksesan pemilu merupakan pekerjaan rumah semua pihak. Bukan hanya Bawaslu, namun kalangan akademisi dan mahasiswa juga harus terlibat menyukseskan pemilu yang aman damai dan jauh dari politik uang.

“Penanganan kerawanan pemilu mempunyai dua cara. Pertama antisipasi. Bagaimana cara agar pemilu berjalan dengan baik tanpa money politic atau politik uang.  Kedua, Bawaslu sebagai salah satu institusi harus menyelamatkan suara rakyat. Jangan sampai ada pembiaran suara rakyat dihalangi oleh hal yang bersifat intimidasi, ancaman, dan tekanan lainnya,” ujarnya.

Terpisah, Tokoh Pemuda Jawa Barat sekaligus Advokat, H Indra Sudrajat mengatakan, pihaknya merumuskan ada dua macam racun pemilu.

Pertama, adalah money politic atau politik uang. Yakni kondisi masyarakat yang pragmatis menjadi alasan kenapa mau memilih harus ada uangnya.

Kedua, adalah politik identitas. Karena yang dibangun adalah sebuah fanatisme yang menghasilkan saling hujat. Problem atau isu tersebut selalu membawa semangat perbedaan. Dalam perbedaan juga harus kita antisipasi jangan sampai terulang istilah penyebutan Cebong dan Kampret. Itu semua sudah berlalu,” ujar Indra. (hsn)

Sumber: