Anies-AHY Paling Potensial, Ganjar Masih Cari Pasangan

Anies-AHY Paling Potensial, Ganjar Masih Cari Pasangan

Anies dan AHY--

RAKYATCIREBON.ID, MAKASSAR - Isu pilpres mengerucutkan sejumlah nama terbatas. Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, dan Prabowo Subianto.

Di internal PDIP, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai condong mendukung Ganjar sebagai capres. Sayangnya, Ganjar masih perlu berjuang. Belum ada partai resmi mengusungnya.

Meski menjagokan Ganjar, Jokowi masih menjaga tata krama terhadap PDIP sebagai partai pengusung. Sehingga, Jokowi tak akan terang-terangan memperlihatkan dukungan.

"Sehingga dukungan itu masih normatif," kata analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) A Ali Armunanto, Minggu, 9 Oktober.

Meskipun, sekarang ini bisa dilihat bahwa sejumlah pihak dalam kendali Jokowi itu sudah berafiliasi ke Ganjar.

Jadi walaupun secara tidak tegas Jokowi menolak Puan sebagai capres, pada praktiknya, seperti terbentuknya KIB dan gerakan Projo itu kelihatan lebih mendukung Ganjar.

Memang Jokowi selalu mengatakan, jangan terburu-buru, tetapi di balik itu sudah ada langkah-langkah yang mengerucut kepada Ganjar. Apalagi, di periode keduanya, Jokowi tidak punya lagi beban politik.

"Kepentingannya hanya memelihara jaringan politiknya," jelas Ali.

Sementara Puan, dalam survei berada di posisi bawah. Itu jika dibandingkan dengan Ganjar dan figur lainnya. Kemarin, Ganjar Pranowo berkunjung ke Sulsel. Ia enggan berkomentar soal Pilpres 2024.

Hanya, dari kunjungan itu bisa dinilai setelah dirinya berterima dengan sejumlah tokoh Sulsel. Dia bertemu dengan Anre Gurutta Haji (AGH) Rahim Assegaf Puang Makka. Juga bertemu Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, hingga mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Ketua DPP Kagama itu juga berkunjung ke salah satu Lorong Wisata di Makassar bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Kemudian mengikuti dialog kebangsaan yang digelar Kagama Sulsel.

Sementara itu, Anies Baswedan yang telah dideklarasikan Partai Nasdem sebagai capres, terlihat makin kuat. Anies sisa menggandeng wakil.

Menurut Ali, untuk saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi figur yang paling potensial berpaket.

Paket itu pun sudah diimpikan Demokrat, sebab Anies adalah capres yang kuat. Di lain sisi, Anies saat ini juga sangat butuh dukungan partai tambahan. Demokrat kemudian memberikan harapan itu.

"Jadi saya rasa ini akan bersatu. Apalagi, para kader Demokrat sudah teriak Anies-AHY presiden selanjutnya. Itu artinya membangkitkan antusiasme Demokrat," kata Ali.

Anies dan AHY bisa saling melengkapi. Anies butuh Demokrat dan Demokrat butuh sosok. Jadi ke depan akan sangat besar kemungkinan akan menggabungkan kekuatan.

"Apalagi ketika PKS bergabung akan menjadi racikan yang berbahaya bagi figur capres lainnya," pungkasnya.

Dosen FISIP Unismuh A Luhur Prianto menilai setelah deklarasi dukungan Nasdem untuk Anies, penjajakan pasangan Anies-AHY makin mengerucut. Pertemuan Anies, AHY, dan elite Demokrat makin membuka jalan kemungkinan itu.

Apalagi, selama ini memang ada kesan bahwa Demokrat diminta bergabung untuk mencukupkan syarat koalisi pengusung, tetapi bukan AHY yang calon wakil presiden. Sebagai Ketua Demokrat, AHY punya previlese dalam menentukan pasangan Anies.

Secara ideologis dan geopolitik, pasangan Anies-AHY ini tidak saling menguatkan, terutama di basis pemilih nasionalis-sekuler. Tetapi, Demokrat juga tidak tinggal diam, dan terus bekerja meningkatkan bargaining AHY.

"Demokrat bahkan memainkan kartu truf dukungan, dengan pelibatan langsung SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) serta penjajakan koalisi di luar Nasdem dan PKS. Di politik, semua kemungkinan bisa terjadi," jelas Luhur.

Sehingga pasangan Anies-AHY akan potensial. "Terutama jika terjadi fragmentasi dukungan di kubu nasionalis; seperti ketika Puan dan Ganjar running di Pilpres secara berlawanan," ujarnya. (mum/zuk-dir/fajar/rakcer)

Sumber: