Ibu Ayu Disarankan Ambil Kendaraan di Luar PDIP

Ibu Ayu Disarankan Ambil Kendaraan di Luar PDIP

LONCAT PARTAI? Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih diisukan pindah partai usai dirinya hadir di acara HUT Golkar, Minggu (16/10). FOTO: ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON --

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Wakil Bupati Cirebon (Wabup) Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi disarankan untuk bisa tampil lebih berani. Kalau sudah tak sejalan, tak perlu menunjukan kemesraan semu dengan Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg.  

Hal itu disampaikan Pemerhati Politik dan Pemerintahan, Firdaus Yuninda usai menanggapi adanya isu kepindahan Ayu ke Golkar. Menurutnya, masyarakat sudah mengetahui, saat ini keduanya (Imron-Ayu) sudah sering tak sejalan. 

Maka, ke depan tidak perlu memaksakan untuk bisa disatukan. Faktanya hari ini, kata dia, posisi Ayu sebagai E2, tak pernah dilibatkan dalam menentukan kebijakan strategis. Sering ditinggalkan.

"Saya rasa, ke depan keduanya tidak mungkin bersatu. Sudah tidak mungkin disatukan. Saran saya, Ayu bisa tampil lebih berani lagi," kata Firdaus, Senin (17/10).

Menurutnya, Ayu sejauh ini sudah menyadari. Makanya, intens membangun komunikasi dengan partai lain. Salah satunya membangun kemesraan dengan Golkar. Diwujudkan pada saat menghadiri HUT ke-58 Golkar. Ayu terlihat mengenakan pakaian dominan berwarna kuning.

"Kan daripada berebut di satu warna, mungkin E2 ini sedang mempersiapkan kendaraan lain yang bisa dipergunakan nantinya," paparnya. 

Artinya, kata Firdaus, manuver Ayu dalam rangka mempersiapkan kendaraan lain, ketika nanti tidak mendapat rekomendasi dari PDIP. Namun untuk saat ini, ketika Ayu diisukan pindah partai, masih jauh. Ayu belum berani mengambil langkah itu, karena sudah banyak berinvestasi di PDIP.  "Kalau melihat psikoligisnya, beliau belum berani saat ini," ungkapnya. 

Tapi ketika sudah menjadi keharusan, sebaiknya Ayu mempertegas posisi dari sekarang. Meskipun pastinya ada konsekuensi. "Ketika muncul dukungan di luar merah (PDIP, red), harusnya Ayu ngambil opsi itu (pindah partai, red)," tegasnya.

Bagaimanapun, posisi Imron saat ini sebagai pemegang PDIP di Kabupaten Cirebon. Artinya, ada prioritas untuk Imron sebagai pemegang rekomendasi PDIP.

Seperti diketahui, Ayu diisukan akan loncat partai. Dari PDI Perjuangan ke Golkar. Isu itu santer usai Ayu hadir di acara HUT ke-58 Golkar yang dilangsungkan di kantor DPD Golkar Kabupaten Cirebon, Minggu (16/10).

Saat dikonfirmasi, kehadiran Ayu ternyata bukan atas nama pribadi. Melainkan atas nama pemerintah daerah (pemda). "Saya hadir di sini, atas nama pemerintah daerah, sebagai wakil bupati," tegasnya.

Karena, lanjut dia, pemda sebagai pembina semua partai politik (parpol). Bukan hanya milik satu partai. Terlebih, parpol mempunyai perwakilannya di legislatif. Tentu, kehadirannya dalam rangka membangun sinergitas antara eksekutif dan legislatif.

Menurut Ayu, saat ini waktunya untuk bersanding. Bukan bertanding. Artinya, pihaknya yang saat ini duduk di eksekutif sedang membangun sinergitas dengan pihak legislatif. Membangun Kabupaten Cirebon lebih baik lagi.

"Nanti bicara pertandingan, pada saatnya di 2024. Jadi kehadiran saya sebagai wabup, sebagai bagian dari pihak eksekutif yang bertanggung jawab membina semua partai. Dulu juga kan pada saat PKB ulang tahun, pak Bupati juga hadir," imbuhnya.

Ia meminta kehadirannya di acara Golkar jangan sampai dikait-kaitkan. Adapun terkait fashion yang dikenakan, sifatnya hanya menyesuaikan saja. Pasalnya, Ayu saat hadir di acara Golkar memakai kerudung dominan berwarna kuning.

"Menyesuaikan saja. Kan ada peribahasa di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Lagian bicara Pilkada 2024 masih jauh. Belum saatnya kita bertanding," kata dia.

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon, Teguh Rusiana Merdeka SH menjelaskan, terkait isu itu (Ayu pindah partai, red) entah dari pihak mana yang menghembuskan. Ia pun mempersilakan untuk mengonfirmasi langsung. "Mangga, silakan konfirmasi langsung," ujarnya mempersilakan.

Yang pasti, tegas Teguh, sampai detik ini, Ayu statusnya masih menjadi kader banteng alias PDIP. "Syarat menjadi kader Golkar cuma satu, mengisi formulir pendaftaran Partai Golkar. Dan sampai hari ini, belum," jelasnya. 

Kendati demikian, Teguh menegaskan bahwa Golkar posisinya sebagai partai inklusif. Siapapun orangnya yang ingin membesarkan partai, dipersilakan. Kuncinya hanya itu, membesarkan partai, bukan membesarkan dirinya sendiri.

"Apalagi misalnya yang ingin bergabung seorang tokoh. Mau dia wabup, mau itu bupati atau ketua dewan, kalau dia nyaman dengan beringin, kita tentu welcome saja," imbuhnya.

Disinggung apakah sudah ada pembicaraan ke arah sana (kepindahan Ayu, red), Teguh menegaskan belum ada.

Komunikasi yang sudah terjalin pun, sifatnya biasa saja. Sebatas pekerjaan dan sosial. Apalagi, posisi Ayu, sebagai wabup dan Teguh sebagai Wakil Ketua DPRD. "Komunikasi sering. Sebatas berkaitan dengan pekerjaan. Itu saja," pungkasnya. (zen)

Sumber: