KIB Cukup Berepngaruh, Tapi Endingnya Belum Bisa Diterka Mau Kemana

KIB Cukup Berepngaruh, Tapi Endingnya Belum Bisa Diterka Mau Kemana

Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono di Makassar saat silaturahmi nasional KIB.--

RAKYATCIREBON.ID, JAKLARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum juga mengerucutkan calon presiden (capres) usungannya. Namun, sikapnya bisa mengubah poros koalisi.

Saat ini diketahui masih berpeluang empat poros, diasumsikan poros Nasdem, PKS, dan Demokrat; poros PDIP; Gerindra-PKB; dan KIB.

Poros KIB terdiri atas Golkar, PPP dan PAN memang belum bisa bersaing secara elektabilitas. Tetapi, dalam konteks kekuatan, mereka sudah bisa mengusung calon presiden.

Sayangnya, koalisi ini sepertinya hanya penyedia tiket untuk figur eksternal. Kalau pun ada dari internal paling mentok hanya masuk bursa cawapres.

BACA JUGA:  Tuntutan Diabaikan, Warga Astanajapura Sampaikan Mosi Tidak Percaya kepada Kuwu

Pengamat Politik Unhas Sukri Tamma mengatakan, yang terbaca sejauh ini kecenderungannya, KIB susah bergabung dengan Nasdem. Sementara internal KIB di akar rumput tak sedikit yang menyebut Ganjar Pranowo disusul Airlangga Hartarto.

"Kalau misalnya PDIP gabung ke KIB, itu bisa saja, ini kita masih menunggu (bagaimana ujungnya). Makanya masih sulit kita menerka-nerka," ujar Sukri.

Begitu pula dengan kesulitan menerka cawapres Anies dan nasib bakal koalisi Nasdem, PKS, dan Demokrat. Hal ini disebabkan karena sulitnya menemukan kesamaan visi dalam mengusung meski pembicaraan sudah cukup dalam.

"Semua keputusan-keputusan nantinya masih bisa memengaruhi poros-poros koalisi," katanya.

Ia menilai KIB masih wait and see. KIB masih mempelajari peta, karena parpol pada dasarnya tidak ingin salah mengusung.

"KIB masih memperhatikan betul kecenderungan saat ini, karena kalau keliru menentukan sikap saya khawatir mereka akan kecewa nantinya," ujar Dekan FISIP Unhas ini.
 
Sementara itu KIB tetap membuka peluang untuk mengusung capres dari tokoh eksternal. Gagasan itu muncul dari internal PAN dan PPP.

Seperti PAN, selain mengajukan tokoh internal juga mengamati tokoh-tokoh eksternal yang layak sebagai capres dan cawapres.

”Itu aspirasi dari pengurus daerah,” kata Waketum DPP PAN Viva Yoga beberapa waktu lalu.

Sama halnya dengan PPP yang banyak menampung masukan dari pengurus kabupaten/kota dan provinsi. Sejumlah figur eksternal dimunculkan.

Di Sulsel nama Ganjar Pranowo mencuat di internal PPP. Itu terbukti saat DPW PPP Sulsel menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) beberapa waktu lalu.

Hasil Muskerwil merekomendasikan Ganjar Pranowo untuk didorong pada Pilpres mendatang.
Hasil pertemuan seluruh DPC menyatakan dukungan Pilpres 16 DPC mengusulkan Ganjar Pranowo dan berpasangan dengan Plt Ketum (PPP) Mardiono.

“Selanjutnya ada juga yang mengusulkan sebanyak 3 DPC yang mengusulkan Ganjar Pranowo berpasangan dengan Amir Uskara dan 1 DPC mengusulkan Ganjar dengan Sandiaga Uno," kata Ketua DPC PPP Kabupaten Gowa Nursyam Amin yang membacakan rekomendasi itu dalam pertemuan tertutup tersebut.

Amin melanjutkan bahwa dari 24 DPC PPP yang ada di Sulsel, 20 di antaranya telah menentukan sikap, sehingga 4 DPC sisanya menyatakan diri mengikut dengan suara dukungan terbanyak. Amin pun berharap rekomendasi dari DPW PPP Sulsel ini bisa diperjuangkan hingga ke tingkat pusat.

Sementara Golkar mengklaim KIB bakal mendeklarasikan capres awal usai lebaran nanti. Meski berembus kabar KIB akan lebih cepat deklarasi yakni awal Februari mendatang.

"Tapi kalau saya melihatnya mungkin setelah lebaran mungkin ya, supaya situasinya kondusif, antara puasa, lebaran dan ajang pencapresan," kata Waketum DPP Golkar Nurul Arifin.

Dia mengakui KIB masih butuh tambahan waktu untuk mengamati sosok capres yang tepat. Termasuk mematangkan visi, misi, dan program menghadapi Pilpres 2024. (rul/ham/fajar/rakcer)
 

Sumber: