Di Lokasi yang Penuh Keramat, Bangun Masjid Megah Puser Bumi

Di Lokasi yang Penuh Keramat, Bangun Masjid Megah Puser Bumi

DIKUKUHKAN. Pengurus DKM Masjid Puser Bumi, Gunung Jati dikukuhkan untuk merawat dan mengisi kegiatan di masjid yang di dalamnya terdapat situs Kramat Puser Bumi. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Situs Puser Bumi yang berlokasi di puncak Gunung Jati, Cirebon dan dulunya masih hutan dipenuhi banyak pepohonan, kini disulap serta dibangun menjadi sebuah masjid yang dinamai Masjid Puser Bumi.

Puncak Gunung Jati, dengan situs Puser Bumi, dipugar dan dibangun sebuah masjid megah atas inisiasi dari dua orang tokoh, yakni Ketua Yayasan Pendidikan Sunan Gunung Jati, Dadang Sukandar Kasidin bersama Sultan Muhammad Saladin.

Pemugaran dan pembangunan dilakukan, tanpa mengurangi nilai historis dan kekeramatannya. Bahkan tanpa mengubah namanya. Dengan tujuan, agar Situs Puser Bumi bisa lebih terpelihara. Dan masjid yang dibangun, menjadi pusat dakwah dan syiar Islam, baik tentang sejarah maupun keagamaan.

Untuk mengelola dan memelihara masjid Puser Bumi yang megah di puncak Gunung Jati yang selesai dibangun, dibentuk dan dikukuhkan pengurus DKM. Mereka ke depan akan merumuskan rencana kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid tersebut.

Ketua DKM Puser Bumi Gunung Jati, Pangeran Mochammad Amaludin mengatakan, secara historis, terbentuknya DKM ini berawal dari prakarsa dua tokoh yang ingin menjadikan situs Syekh Datul Kahfi ini lebih religius.

Mengikis unsur klenik. Sehingga kegiatan keagamaan lah yang lebih kental dan menonjol di sana, khususnya di Masjid Puser Bumi yang sudah selesai dibangun.

"Situs aslinya tidak diubah sama sekali. Tapi direhab dibuat bangunan masjid agar lebih nyaman," ungkap Pangeran Amaludin didampingi Sekretaris DKM, Dani Mardani.

Setelah DKM dikukuhkan, lanjut dia, yang pertama akan dilakukan adalah menyosialisasikan area situs Puser Bumi ini ke masyarakat. Bahwa saat ini sudah ada masjid yang siap digunakan untuk syiar Islam di Gunung Jati.

"Masyarakat agar tahu. Bahwa di sekitar Situs Puser Bumi ini ada syiar Islam. Di Masjid Puser Bumi ini, sementara kegiatan rutin kita isi dengan manakiban dan tawasulan rutin," lanjutnya.

Tak hanya itu, DKM yang telah terbentuk ini akan merumuskan dan menjalankan sejumlah program berisi syiar Islam. Salah satunya, pihak DKM akan menjalin komunikasi dengan lembaga-lembaga pendidikan. Seperti kampus dan sekolah-sekolah untuk studi lapangan. Agar mahasiwa lebih mengenal sejarah Syekh Datul Kahfi, yang situsnya ada di Gunung Jati.

"Akan disediakan semacam pengarah atau guide wisata sejarah dan religi di area Gunung Jati ini. Agar masyarakat mengenal sejarah perjalanan Syekh Datul Kahfi dan para penyebar agama Islam di tanah Cirebon," ungkap dia.

Ditambahkan Pangeran Amaludin, tak hanya syiar keagamaan, DKM juga akan merumuskan program kegiatan syiar sosial untuk masyarakat. Khususnya yang ada di sekitar kawasan situs Puser Bumi, Gunung Jati.

"Sementara ini baru tawasulan dan manakiban. Nantinya tidak hanya lingkup rutinitas, tapi ada sosialnya juga. Tugas kami sebagai pengurus DKM, untuk bisa merawat dan memelihara situs yang sudah dipugar ini. Serta meramaikan dengan kegiatan religi serta syiar Islam lainnya," imbuhnya. (sep)

Sumber: