Walikota Azis Pinjam Rp25 M ke BJB, Bayar Utang ke Kontaktor

Walikota Azis Pinjam Rp25 M ke BJB, Bayar Utang ke Kontaktor

Walikota Cirebon, Nashrudin Azis menginteruksikan Sekda dan BPKPD untuk percepat pembayaran tunda bayar ke rekanan.FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--

RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Untuk menyelesaikan persoalan kewajiban bayar yang belum selesai di tahun 2022, termasuk tunda bayar kepada para kontraktor yang sudah menyelesaikan pekerjaan, yang nilainya mencapai angka 26 miliar, Pemkot Cirebon memutuskan untuk mengajukan pinjaman ke BJB senilai Rp25 miliar.

Saat ini, proses peminjaman sudah hampir selesai, dimana berkas ajuan sudah diteken oleh Walikota Cirebon, Nashrudin Azis.

Maka dari itu, Azis meminta kepada Sekretaris Daerah, Agus Mulyadi untuk mempercepat proses pencairan, dan segera menuntaskan pelunasan tunda bayar 2022 kepada para rekanan mitra Pemkot.

"Kita sudah pinjam ke BJB dan prosesnya sudah ditandatangani. Saya minta Pak Sekda beserta jajaran terkait untuk segera menuntaskannya (tunda bayar kepada rekanan. Red)," ungkap Azis, Senin (20/03).

Sekretaris Daerah, bersama dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) pun diminta untuk merampungkan hal-hal teknis berkaitan dengan pinjaman ke BJB, sehingga pelunasan bisa dipercepat.

Terlebih, Azis ingin janjinya kepada para kontraktor, untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran di bulam Maret ini bisa segera tertunaikan.

Seperti diketahui, saat digeruduk para rekanan, Pemkot menjanjikan bahwa tunda bayar ditargetkan beres di akhir Maret 2023, dan ia berharap, proses teknisnya bisa dipercepat, agar sebelum akhir Maret bisa selesai.

"Hal ini penting untuk segera dituntaskan secara teknis. Agar para rekanan atau kontraktor mendapatkan haknya. Mudah-mudahan sebelum akhir Maret 2023 bisa terselesaikan semua," jelas Azis.

Ditambahkan Azis, kebijakan Pemkot untuk memilih mengambil pinjaman ke BJB merupakan langkah yang dinilai paling realistis, melihat kondisi kas daerah yang ada saat ini.

Dibanding dengan kewajiban bayar Pemkot yang disepakati TAPD sebesar Rp75 miliar, maka terpaksa kebijakan pinjam menjadi jalan keluar yang harus diambil untuk menyelesaikannya.

"Kebijakan telah diambil dengan berbagai pertimbangan yang memungkinkan dari beberapa aspek. Sekarang tinggal teknisnya saja diselesaikan," imbuh Azis. (sep)

Sumber: