Anak Deklarator PKB Ini Siap Bersaksi Ungkapan 'Uang Berseliweran' dalam Nomor Urut Caleg PKB
Kader PKB dan incumbent DPRD Kabupaten Cirebon, Emha Syahirul Alam. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--
Luthfi Diserang, Jaga Mulutmu
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Luthfi diserang. Usai mengklarifikasi terkait kondisi internal PKB imbas dari pemberitaan adanya dugaan jual beli nomor Bacaleg.
Mantan Ketua DPC PKB itu, dinilai sudah bukan lagi menjadi bagian dari struktural DPC. Itu disampaikan kader PKB serta incumbent DPRD, Emha Syahirul Alam.
Alam-- begitu sapaan untuknya, menegaskan kaitannya dengan ungkapan uang berseliweran yang disampaikan HM Luthfi kepadanya dan H Tanung adalah benar. Alam merasa terpanggil, untuk menyampaikan kebenaran kondisi di internal partainya. Sebab jika memilih diam, zolim.
"Saya menyaksikan dan mendengar secara langsung Luthfi menyatakan banyaknya uang berseliweran dalam pencalegan dan itu disampaikan ke kita di dalam ruang kerja Ketua DPRD," kata Alam, Kamis (25/5).
"Di mahkamah tertinggi partai pun saya siap untuk menyampaikan kebenaran," lanjutnya.
Alam sebenarnya berharap setelah pemberitaan terkait itu beredar, DPC PKB Kabupaten Cirebon mengundang pihak terkait untuk diklarifikasi secara internal. Jangan dibiarkan menjadi konsumsi publik.
Pria yang merupakan putra dari salah seorang Deklarator PKB, KH Muntakhobul Fuad ini menegaskan terkait penomoran caleg, wajib ada alasan kuat atas posisi struktur, incumbent dan pendatang baru. Jika Luthfi mengatakan cek ombak, maka pernyataan yang bersangkutan tidak elok dan kurang strategis. Madorotnya lebih besar.
"Ketika Luthfi menyampaikan tentang nomor urut caleg PKB Kabupaten Cirebon, Luthfi sebagai apa di DPC? Tidak ada kewenangan sama sekali yang dimiliki oleh Luthfi di DPC," katanya.
"Ini seperti mempertontonkan bahwa soal strategi dan nomor urut ada di tangan Luthfi sebagai dalang. Sementara Luthfi bukan struktur apa pun di DPC. Jadi jaga mulutnya jangan asal jeplak!" tegas Alam.
Alam pun merasa dilecehkan terkait penomoran bacaleg oleh DPC PKB Kabupaten Cirebon, selain dirinya dan beberapa incumbent yang telah ditempatkan di nomor sepatu atau nomor besar, juga banyak kader kawakan dan keturunan pejuang PKB lainnya.
Alam menyebut dua anak Deklarator PKB, Gus Sam'un Nasiruddin putra dari Almarhum Romo KH Nasiruddin Shiddiq atau Mbah Kuwu Nasir Ponpes An Nasher Kaliwadas juga mendapat nomor urut sepatu.
Padahal lanjut dia, semua orang tahu sepak terjang ayahnya yakni pascareformasi 1998. Ayahnya turut mendorong PBNU mendirikan partai politik bersama para ulama dan habaib se-Cirebon raya.
Namun, kata dia, balasan DPC PKB Kabupaten Cirebon terhadapnya yang juga incumbent menempatkannya di nomor sepatu. Hal itu, bukan hanya pelecehan baginya, tetapi menyangkut marwah partai dan keluarga besarnya.
"Enggak papa, mungkin kepengurusan PKB dan Luthfi telah menjegal saya untuk menempati nomor urut yang layak," katanya.
Kendati demikian kata Alam, kecintaan dan hormatnya terhadap PKB sebagai parpol warisan ulama tidak akan luntur sedikit pun. Pengurus bisa berganti, tapi PKB tetap di hati.
Menurutnya, wajib ada alasan yang kuat atas posisi struktur, incumbent dan pendatang baru berkaitan dengan penomoran. Jika Luthfi mengatakan cek ombak, maka kata dia, pernyataan yang bersangkutan tidak elok dan kurang strategis.
Sebelumnya, HM Luthfi MSi mengklarifikasi terkait pemberitaan kondisi di internal PKB yang sedang digoncang isu jual beli nomor urut Bacaleg. Menurutnya, PKB Kabupaten Cirebon baik-baik saja.
Ia membantah adanya dugaan jual beli nomor urut pengisian bakal calon legislatif (bacaleg) dinomor urut strategis. "PKB Kabupaten Cirebon baik-baik saja. Tidak ada jual beli nomor urut," kata Luthfi. (zen)
Sumber: