Lindungi Cagar Budaya Cirebon Lewat Penelitian dan Digitalisasi

Lindungi Cagar Budaya Cirebon Lewat Penelitian dan Digitalisasi

PENELITIAN. Tim peneliti yang diketuai Dr Dini Rosmalia ST MT ini berusaha mendokumentasikan bangunan dan kawasan cagar budaya yang ada di Kota Cirebon yang dibangun pada masa pendirian Kerajaan Cirebon dan masa pemerintahan Hindia-Belanda. FOTO : SUWANDI--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Akademisi Universitas Pancasila melakukan penelitian bertajuk 'Digitalisasi Lanskap Budaya Kawasan Bersejarah Kota Cirebon'. Penelitian ini merupkan lanjutan dari penelitian serupa pada 2011.

Tim peneliti yang diketuai Dr Dini Rosmalia ST MT ini berusaha mendokumentasikan bangunan dan kawasan cagar budaya yang ada di Kota Cirebon yang dibangun pada masa pendirian Kerajaan Cirebon dan masa pemerintahan Hindia-Belanda.

Adapun susunan tim peneliti terdiri dari Dr Dini Rosmalia ST MT sebagai ketua kemudian Dr I Nyoman Teguh Prasidha ST MT, Dr Ayu Herzanita Y ST MT dan Ramadhani I Putri ST MT sebagai anggota peneliti dari unsur dosen. 

Sedangkan anggota peneliti dari unsur mahasiswa yakni Stella Melviana Putri B, Sabilah Azmi Putra H, Galih Putra Sulindra dan Yuliani. 

Dini menjelaskan, penelitian juga melibatkan mitra dari luar Universitas Pancasila yakni Dr Iwan Purnama dari Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC) dan Mustaqim Asteja dari Komunitas Kendipertula.

"Skema penelitian dasar, didanai dari hibah Kemendikbudristek untuk pelaksanaan hibah dua tahun 2023 sampai 2025," ujar Dini kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Dini dan rombongan memulai awal penelitian pada Rabu sampai Sabtu (19-22/7/2023). Mereka mendatangi sejumlah tempat bersejarah di Kota Cirebob antara lain Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan dan Gua Sunyaragi.

"Survei pendahuluan Rabu sampai Sabtu ini. Selesai penelitian Desember tahun 2024. Hasil penelitian akan di seminarkan, dan rencananya dipulish dalam jurnal internasional dan hak kekayaan intelektual (HAKI)," tambahnya.

Dini menguaraikan, tujuan penelitian ini adalah memetakan kawasan bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Cirebon, masa Hindia-Belanda dan VOC.

"Minggu ini telah dimulai penelitiannya itu dari hari Rabu sampai hari Sabtu untuk survei pendahuluan. Pada survei pendahuluan ini kami mencoba untuk mendokumentasikan siti inggil dan Masjid Sang Cipta Rasa," katanya.

Metode yang digunakan ialah Building Information Modeling (BIM) yang terintegerasi dengan Geographic Information System (GIS). 

"Setelah kami dapat mendigitalisasi dan mengintegerasikannya antara BIM dan GIS itu akan menjadi satu dokumen yang sangat penting dimana dokumen ini dapat membantu pemerintah atau keraton pada saat terjadi renovasi bangunan-bangunan tersebut," tambahnya.

Dini mencontohkan, misal terjadi renovasi bangunan atau kawasan cagar budaya, maka dapat dianalisa terkait pembiayaan, beban struktur maupun potensi resikonya. Sehingga proses renovasi tetap mempertimbangkan kelestariannya.

"Adapun untuk yang di kawasan informasi yang ditampilkan dalam GIS itu akan terbaca apabila suatu saat terjadi pembangunan pada kawasan bersejarah. Contohnya pada saat ingin membangun jalan atau membangun utilitas kota," terang Dini.

Sumber: