Satori Sebut Ketahanan Ekonomi Daerah Perlu Support Semua Pihak
Anggota DPR RI Satori saat menggelar diskusi publik tentang ketahanan ekonomi daerah..--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Perekonomian saat pandemi, hancur lebur. Menyasar keberbagai lini. Semua terdampak. Tapi, pandemi kini sudah berlalu. Kondisi mulai normal kembali. Termasuk sektor perekonomian, sudah mulai bangkit lagi. Itu perlu terus didorong, disupport agar pembangunan bisa terus berkelanjutan.
Pembangunan ketahanan ekonomi pun tidak bisa hanya pasrah, menyerahkan semua kepada pemerintah. Perlu peran serta semua pihak. Makanya, kemarin Anggota DPR RI, H Satori menggelar Diskusi Publik Membangun Ketahanan Ekonomi Daerah, kemarin (2/8).
"Pembangunan ketahanan ekonomi itu, membutuhkan peran semua pihak," kata Satori.
Tujuan utama pembangunan nasional kata Satori ialah pembangunan di bidang ekonomi. Sehingga perihal ketahanan ekonomi di daerah harus dititikberatkan. Menurut dia, jika ketahanan ekonomi sudah terbangun, maka manfaatnya bisa dirasakan.
Langsung oleh masyarakat, yakni meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Politisi NasDem itu, menegaskan percepatan pembangunan di daerah, seyogyanya adalah membangun ekonomi.
la mengatakan, membangun ketahanan ekonomi juga harus diawali dengan pembangunan infrastruktur yang memadai untuk kemudahan aksesnya. Karenanya, pihaknya mendorong agar pembangunan infrastruktur juga tidak ditinggalkan realisasinya untuk menunjang aktivitas perekonomian.
"Kami berharap, forum ini menjadi awal dari upaya yang lebih masif untuk membangun ketahanan ekonomi daerah, khususnya di Kabupaten Cirebon," kata Satori.
Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon, Hestu Wibowo, menyampaikan, tantangan pembangunan ketahanan ekonomi daerah ialah laju inflasi yang hingga kini masih diupayakan untuk dikendalikan.
Sebab, menurut dia, inflasi, adalah musuh bersama yang harus dikendalikan. Sehingga dampaknya tidak terlalu fatal bagi sektor perekonomian masyarakat.
Setidaknya kata Hestu ada empat strategi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Yakni melalui menjaga 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi tetap efektif.
Menurut dia, inflasi ini seperti pencurian tidak terlihat. "Kalau hari ini kita punya uang Rp100 ribu bisa untuk membeli lima bungkus makanan, tapi besoknya hanya mencukupi untuk membeli empat bungkus saja. Itu inflasi," pungkasnya. (zen)
Sumber: