Peringatan HUT ke-78, Indonesia Harus Jadi Kekuatan Dunia Baru

Peringatan HUT ke-78, Indonesia Harus Jadi Kekuatan Dunia Baru

Sekjen DPN Partai Gelora, Mahfuz Sidik MSi dalam diskusi kebangsaan. --

RAKYATCIREBON.ID, KESAMBI - Dalam suasana menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia, Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Cirebon mengaggas sebuah forum diskusi wawasan kebangsaan dan bela negara, yang digelar, Minggu (13/08).

Diskusi kebangsaan yang mengedepankan tema 'Gelora 100 Tahun Indonesia' menuju Indonesia Emas 2045' tersebut menghadirkan tiga pemateri expert, yakni Sekjen DPN Partai Gelora, Mahfuz Sidik MSi, Mayjend TNI (Purn) Gautama Wiranegara, serta Akademisi Dr Nurul Chamidah S Sos I, M Ikom.

Pada diskusi, Sekjen DPN Partai Gelora, Mahfuz Sidik M Si kembali mengingatkan bahwa momentum kemerdekaan harus dimaknai lebih dari sekedar perayaan yang bersifat seremonial.

"Kita harus keluar dari ritual rutin tahunan, seremonial upacara, pasang bendera dan lomba-lomba, harus ada yang lebih bernilai," ungkap Mahfuz.

Menuju usia emas, lanjut Mahfuz, Indonesia harus menyikapi bukan hanya dengan sekedar perayaan, dimana Indonesia harus menegaskan diri untuk siap menjadi kekuatan dunia baru.

Amerika saat ini, kata Mahfuz, sedang bekerja keras untuk mempertahankan diri sebagai negara superpower, dan sekelas negara China, saat ini pun sedang berupaya mencapai negara superpower di tahun 2035.

Maka dari itu, menjelang Indonesia Emas 2045 ini, visi Indonesia bukan hanya membangun ekonomi, akan tetapi lebih luas, harus juga membangun infrastruktur teknologinya, membangun militernya, sampai membangun kekuatan politiknya.

"Perjalanan sejarah bangsa kita panjang, bukan hanya 78 tahun. Secara politik mulai diperhitungkan di forum multi lateral. Jadi, 2045 bukan hanya Indonesia emas, tetapi 100 tahun Indonesia bisa menjadi super power baru," kata Mahfuz.

Sementara itu, Mayjend TNI (Purn) Gautama Wiranegara memberikan penegasan dari kacamata landasan hukum, bahwa menuju Indonesia Emas 2045 harus disambut dengan menyiapkan perangkat-perangkat yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

"Landasannya dulu, kalau kita belum mengacu ke UUD 1945 itu berat," ucap Gautama.

Yang lebih penting, kata Gautama, meskipun Indonesia Emas 2045 akan diisi oleh para generasi muda, tetapi generasi tua juga tidak boleh tidak bersuara, dimana mereka harus hadir memberikan contoh.

"Suri tauladan generasi tua harus ada. Di pemerintahan, di Kemenhan sudah menyiapkan dengan Komcad, tapi itu seberapa besar. Kedua, bela negara itu tidak mesti angkat senjata, ada hal yang lebih sulit, yakni tantangan hari ini, mengimbangi kemajuan," kata Gautama. (sep)

Sumber: