Ada Apa dengan Pembangunan di Kota Cirebon? Para Kontraktor Mencium Gelagat Ada yang Tidak Beres

Ada Apa dengan Pembangunan di Kota Cirebon? Para Kontraktor Mencium Gelagat Ada yang Tidak Beres

KETAR KETIR. Rabu (16/8/2023) siang, para kontraktor Kota Cirebon menggelar pertmuan di salah satu cafe di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon. Sejumlah hal dibahas. Salah satu isu yang dibahas ialah belum digelarnya proyek fisik hingga masuk trimester ketig--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Sejumlah kontraktor yang tergabung dalam berbagai organisasi mempertanyakan sikap pemerintah daerah Kota Cirebon yang sampai saat ini belum menggelar proyek pembangunan fisik.

Rabu (16/8/2023) siang, mereka menggelar pertmuan di salah satu cafe di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon. Sejumlah hal dibahas. Salah satu isu yang dibahas ialah belum digelarnya proyek fisik hingga masuk trimester ketiga 2023.

Perwakilan Kontraktor, Herawan Effendi menjelaskan, saat ini para pelaku jasa konstruksi Kota Cirebon dibuat gelisah lantaran tak kunjung kebagian proyek. Padahal, tahun sebelumnya proyek fisik sudah digelar sejak trimester pertama.

"Pelaku jasa konstruksi sering berkomunikasi dengan dinas-dinas khususnya dalam kegiatan pembangunan fisik di Kota Cirebon. Alasannya nggak ada anggaran," jelas Effendi.

Di saat yang sama, kata Effendi, beredar informasi di kalangan kontraktor bahwa proyek fisik di Kota Cirebon tidak diserahkan ke pelaku jasa konstruksi lokal. Jika, informasi itu benar, kontraktor merasa sakit hati.

"Di tengah belum adanya kegiatan fisik, kita menerima informasi yang sama jika ada kegiatan tidak dipercayakan kepada pengusaha lokal," kata Effendi.

Para kontraktor mencium gelagat tidak beres. Mereka menduga, ada main mata antara pemerintah daerah Kota Cirebon dengan oknum yang ingin memonopoli proyek fisik.

Gelagat tidak beres itu terendus saat pejabat di salah satu SKPD menolak menjadi pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek fisik yang hendak digarap kontraktor lokal.

"Menurut informasi itu apalabila ada kegiatan fisik dilaksanakan akan dikondisikan kepada pihak tertentu yang notabene bukan dari Cirebon," tambah Effendi.

Untuk itu, dia dan para kontraktor lainnya mempertanyakan kepada pemerintah daerah Kota Cirebon terkait nasib mereka yang kehilangan ratusan paket proyek fisik.

Sementara itu, Wakil Ketua Aspekindo Jawa Barat yang juga kontraktor asal Kota Cirebon, Yuyun Wahyu Kurnia menuding alasan pemerintah daerah Kota Cirebon yang kehabisan APBD tidak logis.

Pasalnya, ekonomi di 2023 sudah berlangsung normal. Sehingga serapan PAD Kota Cirebon pun seharusnya membaik jika dibanding tiga tahun sebelumnya.

"Pasca pandemikan sudah selesai lah sudah baik ekonominya, hotel penuh, PAD mana yang tidak didapatkan. Harusnya anggaran itu aman," jelas Yuyun.

Karena itu, wajar jika para kontraktor lokal ketar-ketir terkait kebenaran informasi bahwa proyek fisik baik lelang maupun juksung bakal dilimpahkan ke pengusaha jasa konstruksi di luar Kota Cirebon.

"Saya dapat isu ada tarik menarik kepentingan antara pejabat tertentu yang dekat pengusaha besar yang ternyata bukan pengusaha daerah Cirebon," kata Yuyun.

Jika sampai akhir tahun tidak ada proyek yang digelar, para kontraktor lokal yang tergabung dalam Askonas, Gapensi, Gapeksindo, Aspeksindo, Aspeknas dan Gapeknas bakal lakukan aksi.

"Sekarang pengusaha lokal prihatin sudah bulan 8 tidak ada satupun proyek yang turun baik yang juksung maupun tender terbuka," katanya.

Hal serupa juga dilontarkan Ramli Simanjuntak. Kontraktor kawakan mengaku kecewa jika belum digelarnya proyek fisik disebabkan pengkondisian kepada pihak tertentu saja.

"Apabila informasi tersebut benar, kami sebagai pengusaha daerah merasa prihatin dan kecewa karena sebagai pengusaha lokal tidak diberi kesempatan," pungkasnya. (wan)

Sumber: