Situ Bagendit Obyek Wisata Populer di Garut, Berawal dari Kisah Sang Kakek Minta Air kepada Nyai Bagendit

Situ Bagendit Obyek Wisata Populer di Garut, Berawal dari Kisah Sang Kakek Minta Air kepada Nyai Bagendit

Obyek wisata Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat.-google -google

RAKYATCIREBON.ID, GARUT- Situ Bagendit terletak di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Situ Bagendit merupakan tempat wisata yang populer di Garut. Obyek wisata ini menjadi primadona untuk wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar daerah, seperti Bandung dan Jakarta.

Daya Tarik Situ Bagendit

Situ Bagendit dalam bahasa Indonesia berarti Danau Bagendit. Danau ini sangat luas dan merupakan sumber air untuk memenuhi kehidupan masyarakat sekitar.

Daya tarik utama kawasan wisata Situ Bagendit adalah danau. Kawasan ini berada dalam lingkungan alami dengan berlatar belakang pegunungan yang indah.

Tempat wisata ini memiliki berbagai aktivitas wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Aktivitas yang dapat dilakukan di Situ Bagendit, seperti berlayar ke tengah situ menggunakan rakit bambu, main sepeda air, kano, memancing, dan berbagai aktivitas lainnya.

Setiap tahun, Pemerintah Kabupaten Garut menggelar Festival Bagendit yang diisi dengan kesenian daerah dan berbagai lomba wisata air.

BACA JUGA:Spot Foto Menarik di Jembatan Gantung Winduhaji Kuningan, Pemandangan Indah dan Hijau dari Atas Ketinggian

Cara tersebut sebagai upaya untuk menarik wisatawan. Saat ini, Situ Bagendit tampil dengan wajah baru yang telah direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kawasan wisata seluas 2,8 hektar itu terbagi dalam enam zona, yaitu Zona 1 untuk wisata publik, Zona 2 untuk kuliner, Zona 3 untuk green school, Zona 4 untuk komersil, Zona 5 untuk water sport, dan Zona 6 untuk masjid dan konservasi.

LEGENDA SITU BAGENDIT

Situ Bagendit menyimpan legenda. Dimana penaman Situ Bagendit diambil dari nama wanita tua yang bernama Nyai Bagendit. Dikisahkan, Nyai Bagendit adalah seorang janda yang memiliki harta berlimpah peninggalan suaminya. Ia hidup sendiri karena tidak memiliki anak.

Nyai Bagendit selalu diliputi kekhawatiran bahwa hartanya akan habis dan membuatnya jatuh miskin. Maka, ia menjadi wanita yang pelit walaupun paling kaya di desanya. Jika, ada warga desa yang meminjam uang, Nyai Bagendit akan memberikan pinjaman namun dengan bunga yang tinggi.

Selain itu, kalau ada warga yang telat mengembalikan pinjaman, Nyai Bagendit tidak segan-segan menyita rumah warga yang berhutang sebagai gantinya.

Sumber: