Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan Gaungkan #16HAKTP untuk Hapus Kekerasan Perempuan

Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan Gaungkan #16HAKTP untuk Hapus Kekerasan Perempuan

Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan melangsungkan puncak #16HAKTP di Gedung ICC IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (12/12). FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Setelah selama 16 hari mengisi Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang diviralkan dengan tagar #16HAKTP, dengan berbagai kegiatan keperempuanan dan berbagai kampanye anti kekerasan, Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan, yang menjadi motor peringatan #16HAKTP, menggelar Panggung Perempuan sebagai acara puncak #16HAKTP tingkat Kota Cirebon tahun 2023.

Dalam Panggung Perempuan yang mengedepankan tema besar "Kekerasan itu Nyata, UU-TPKS adalah Kunci", Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan berkolaborasi dengan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dan dilangsungkan di Gedung ICC kampus setempat, Selasa (12/12).

Selama 16 hari tanpa henti, belasan jaringan mengisi rangkaian #16HAKTP dengan berbagai macam kegiatan, mulai dari lomba poster anti kekerasan terhadap perempuan, seminar penguatan relawan anti kekerasan terhadap perempuan, kampanye anti kekerasan langsung ke lapangan, hingga seminar online yang dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut.

"Ada belasan jaringan yang berkolaborasi di #16HAKTP, mengisi berbagai kegiatan, mulai lomba, kita keliling mengkampanyekan HAKTP, sampai seminar online 10 hari non stop, jam 3 sampai 5 sore," ungkap Ketua PSGA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Masri'ah M Ag.

Disoal mengenai kondisi kekerasan terhadap perempuan saat ini, diakui Dr Masri'ah, meskipun Indonesia sudah memiliki UU-TPKS, namun kehadirannya belum begitu berpengaruh banyak.

Pasalnya, selain UU-TPKS masih dalam tahap sosialisasi, pasca diundangkan pada 2022 lalu, saat ini, kasus kekerasan perempuan masih menjadi fenomena gunung es yang sulit diungkap tanpa adanya kesadaran melakukan pelaporan.

"Dalam satu kasus, korban masih ketakutan untuk melapor, itu yang menyulitkan pengungkapan dan penyelesaian kasus," jelas Dr Masri'ah.

Maka dari itu, Panggung Perempuan dalam acara puncak #16HAKTP juga dimanfaatkan oleh PSGA IAIN Syekh Nurjati, untuk melaunching sebuah Unit Layanan Terpadu (ULT) penanganan kekerasan seksual.

"Kita hari ini juga akan melaunching unit layanan terpadu, disana kita akan membuka konseling, sehingga korban tidak perlu takut melapor, kami pastikan semua data korban akan aman," kata Dr Masri'ah.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan, Eva Zulfah menambahkan, kampanye #16HAKTP berlangsung sejak 25 November, hingga 10 Desember setiap tahunnya, dan kampanye ini menjadi platform penting dalam mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

"Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan, yang terdiri dari lebih dari 18 organisasi masyarakat di Kota dan Kabupaten Cirebon, telah aktif terlibat sejak tanggal 21 November lalu dan akan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Desember," ungkap Eva.

Pentingnya kegiatan ini, kata Eva, tidak hanya sebatas pada 16 Hari kampanye ini berlangsung, melainkan merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong seluruh stakeholder, termasuk masyarakat, akademisi, pemangku kebijakan, aparat penegak hukum, dan lembaga lainnya, untuk turut serta mengawal implementasi UU-TPKS.

"Kampanye Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan dimulai pada 25 November. Puncak #16HAKPT bukan hanya sekadar acara biasa, Ini adalah kesempatan bersama untuk menyuarakan hak-hak perempuan, membangun kesadaran masyarakat, dan menggalang dukungan untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan," kata Eva.

Pada puncak #16HAKTP yang berlangsung, Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan juga mendeklarasikan 10 Agenda Konsorsium Perempuan, penolakan, dan anti terhadap kekerasan seksual di lingkungan kampus yang disampaikan oleh berbagai representasi lembaga pemerintahan, organisasi, komunitas dan lembaga. (sep)

Sumber: