Lumpuh 7 Tahun dan Kehilangan Satu Kaki Kini jadi Juragan Pasir, Kisah Adang Melawan Kerasnya Hidup

Lumpuh 7 Tahun dan Kehilangan Satu Kaki Kini jadi Juragan Pasir, Kisah Adang Melawan Kerasnya Hidup

INSPIRATIF. Adang, warga RT 01 RW 06 Kedung Kerisik Selatan, Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon hanya mampu berucap syukur saat mengingat betapa pedih kehidupannya dulu. Kini dia jadi juragan pasir. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Adang, warga RT 01 RW 06 Kedung Kerisik Selatan, Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon hanya mampu berucap syukur saat mengingat betapa pedih kehidupannya dulu.

Kini, masa kelam itu berhasil dia lewati meski harus kehilangan satu kakinya pasca diamputasi. Dengan bentuan kaki palsu, Adang tetap terlihat gagah saat menjalankan usahanya sebagai juragan pasir.

Ya, Adang adalah penyintas tumor tulang yang membuatnya sempat lumpuh selama 7 tahun sejak tahun 2006. Adang tak bisa berbuat hanyak selain mengandalkan pertolongan istri dan anak yang merawatnya di rumah.

Sadar kondisinya makin memburuk, Adang pun disarankan oleh dokter untuk mengamputasi kaki kanannya pada tahun 2012. Sebab kondisinya sudah tak mungkin lagi disembuhkan.

"Setelah 7 tahun sakit itu, akhirnya diperiksa dan harus diamputasi karena tulangnya juga udah nggak nyambung. Ya sudah, yang penting saya bisa jalan lagi bagaimana carannya," kata Adang saat ditemui di lapak pasirnya, pekan lalu.

Usai amputasi, kehidupan baru Adang dimulai. Kesehatanny membaik. Namun kehilangan satu kaki membuatnya sulit beraktivitas. Kabar soal Adang rupanya sampai ke telingan H Dede Muharam Lc.

Pemilik Andalus Group ini langsung menemui Adang untuk melihat langsung kondisinya pasca amputasi. Dede Muharam pun berinisiatif mendonasikan kaki palsu untuk Adang.

Bantuan kaki palsu sangat berguna bagi Adang. Disamping sebagai alat bantu untuk berjalan, kualitas kaki palsu pemberian Dede Muharam tidak menimbulkan masalah kesehatan lain.

"Alhamdulillah Pak H Dede ke rumah saya. Kasih bantuan dari Pak Haji dikasih saya bisa jalan," jelas Adang.

Sebab, tidak semua kaki palsu cocok untuknya. Ada yang bikin sakit karena ukurannya tidak pas ada pula yang bikin gatal kulit karena bahannya menimbulkan iritasi.

Dengan kaki palsu, Adang dapat berjalan bahkan sempat jadi tukang ojek motor. "Sempat beberapa tahun ngojek setelah operasi itu. Bisa naik motor," ujar Adang.

Namun penghasilannya tak seberapa dibanding kebutuhan hidup. Secara kebetulan, saat itu, Dede Muharam sedang punya proyek membangun Gedung SD Cirebon Islamic School (CIS) dan Gedung Andalus City.

Adang pun dipercaya oleh Dede Muharam untuk menyediakan urugan dan pasir. Dari situlah, Adang menemukan momentum menjadi pengusaha pasir.

"Alhamdulillah Pak H Dede Muharam itu baik banget sama saya. Saya dikasih proyek untuk ngurug, ngorder pasir juga dari saya," jelasnya. Adang pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Hasil dari proyek urugan dan pasir dari Dede Muharam dia tabung. Sembari lanjut usaha jual pasir, tabungan Adang akhirnya cukup untuk membeli truk pasir.

Bahkan Adang sempat punya dua struk pasir sekaligus. Kini, satu truk pasir dia jual dan dibelikan tanah untuk lapak jualan pasirnya.

Dengan satu struk pasir dan lapak yang memadai, Adang sukses menjadi juragan pasir. Dia memperoleh pasokan pasir dari kawasan Cibogo, Kelurahan Argasunya.

Kehidupan Adang menjadi lebih baik. Kebahagiaan dia rasakan karena tak lagi menahan rasa sakit. Dari sisi finansial Adang pun sudah lebih kuat. Karena usaha pasirnya masih jalan sampai saat ini.

Di sisi lain, Dede Muharam mengaku senang melihat perjuangan Adang. Dia menilai, sosok Adang merupakan pribadi yang gigih sehingga mampu keluar dari kesulitan.

"Ini yang kami inginkan. Apa yang kami bantu ke Mang Adang itu langsung dirasakan manfaatnya," jelas Dede Muharam. (wan)

Sumber: