Pemuda Katolik Gelar Kursus Kepemimpinan Lanjut II di Kota Cirebon

Pemuda Katolik Gelar Kursus Kepemimpinan Lanjut II di Kota Cirebon

PEMUDA. PP Pemuda Katolik menggelar Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) II di Kota Cirebon, Jumat - Minggu (22-24/2024) di Hotel Prima, Kota Cirebon. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON - PP Pemuda Katolik menggelar Kursus Kepemimpinan Lanjut (KKL) II di Kota Cirebon, Jumat - Minggu (22-24/2024) di Hotel Prima, Kota Cirebon. 

Kegiatan ini diikuti perwakilan dari 15 Komisariat Daerah (Komda) Pemuda Katolik seluruh Indonesia. Mereka berkumpul guna membahas kiprah Pemuda Katolik bagi bangsa dan negara.

KKL II didukung penuh oleh Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). 

Turut hadir Dirjen Bimas Katolik Kemenag Drs Suparman Sirait SE MSi, Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag, Krisna Ariza SIP ME dan Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma. 

Sejumlah pejabat dari Pemda Jawa Barat dan Kota Cirebon, ketua-ketua ormas, tokoh masyarakat hingga para pelaku UMKM se Kota dan Kabupaten Cirebon. 

KKL II mengusung tema 'Kiprah Strategis dan Akseleratif Kader Pemuda Katolik Pasca Pemilu 2024 : Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Melalui Kecintaan Produk Dalam Negeri kepada Masyarakat'. 

Ketua Pelaksana sekaligus Ketua Komcab Pemuda Katolik Kota Cirebon, YB Sugianto mengatakan, KKL II merupakan kelanjutan dari KKL I di Bali. Lewat forum ini, Pemuda Katolik meneguhkan kiprah mereka dalam membangun bangsa.

"Rangkaian kegiatan dibuat tiga acara hari pertama itu seremoni dilanjut dengan kegiatan kelas di hari kedua dari setiap peserta KKL di hari ketiga ada kegiayan outing ke Gereja Santo Yusuf lanjut ke Paseban Kuningan," katanya.

Menurut Sugianto, rangkaian acara dikemas dalam suasana kehangatan. Sehingga sangat cocok untuk menumbuhkan semangat toleransi antar anak bangsa.

Sementara itu, Dirjen Bimas Katolik Kemenag, Drs Suparman Sirait SE MSi menegaskan, peran Pemuda Katolik begitu diharapkan dalam membangun spirit moderasi beragama. 

"Bagaimana Pemuda Katolik bisa menjadi pemimpin di dalam masyarakat yang masih susah, di tengah masyarakat kita yang masih miskin, di tengah masyarakat kita yang masih telanjang dan masih banyak kekurangan," katanya. (wan)

Sumber: