Malam Sawit Dikenalkan Jadi Alternatif Bahan Membatik Gantikan Parafin
Para pembatik Cirebon diberikan pelatihan dan inkubasi Malam Sawit, Kamis (02/05). FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/ RAKYAT CIREBON--
CIREBON - Pembatik di Cirebon, diperkenalkan dan didorong untuk mulai menggunakan Malam Sawit, sebagai bahan untuk membuat atau menulis batik.
Malam, atau bahan utama membatik, berbasis sawit ini, merupakan produk sintetis yang merupakan turunan dari minyak sawit, dimana minyak sawit ini adalah salahsatu produk pengolahan komoditas sawit yang memiliki dua bentuk fraksi, yakni padat dan cair.
Malam Sawit sebagai salahsatu alternatif bahan utama untuk membatik ini, diperkenalkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang berada dibawah Kementerian Keuangan RI, yang bekerjasama dengan Balai Batik Yogyakarta, melalui sosialisasi dan inkubasi Malam Sawit kepada para pembatik Cirebon, Kamis (02/05).
BACA JUGA:Ahli Waris Korban Kecelakaan Kerja CSB Mall Terima Santuman BPJS Ketenagakerjaan
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS, Helmi Muhansyah mengungkapkan, produk Malam Sawit ini berawal dari riset yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ditahun 2018, dimana muncul sebuah riset bagaimana agar turunan Sawit yang memiliki karakteristik yang sama dengan Parafin, yang selama ini menjadi bahan dasar membatik, juga bisa dikembangkan.
"Awalnya, ada penelitian BRIN tahun 2018, yang meneliti agar sawit dimanfaatkan untuk membatik. Kerjasama dengan balai batik di Yogyakarta dan 2018 langsung mulai disosialisasikan," ungkap Helmi.
Dari riset tersebut, BPDPKS memandang bahwa riset ini perlu terus dikembangkan, untuk mengubah stigma bahwa Sawit hanya bermuara pada turunan minyak, yang dikelola pabrik-pabrik besar.
Dengan dikembangkan, dan dikenalkannya Malam Sawit, maka menjadi bentuk campaign bahwa turunan Sawit bermanfaat untuk UMKM, salahsatunya para pembatik.
BACA JUGA:Goda Luthfi Nyalon Bupati, Ayu: Nanti Bisa Dampingan
Diakui Helmi, pihaknya belum bisa memastikan apakah saat ini para pembatik di Indonesia sudah mulai beralih menggunakan Malam Sawit untuk membatik.
Namun dari beberapa pertemuan dengan pembatik di beberapa daerah pusat pengrajin, dikatakan Helmi, parafin masih menjadi pilihan para pengrajin.
"Sementara ini, parafin masih digunakan para pengrajin. Parafin itu sebagian besar masih impor. Jadi dengan Mal Sawit ini, kita maksimalkan sawit yang menjadi hasil terbesar perkebunan di Indonesia," jelas Helmi.
BACA JUGA:Pengembangan Metropolitan Rebana Butuh Singkronisasi dengan Pelaku Usaha
Sebagai bahan perbandingan, disebutkan Helmi, dibanding Parafin yang bersifat kimiawi, Malam Sawit ini bersifat alami, sehingga lebih aman digunakan.
Kemudian dari segi harga, memang masih dilalukan studi, namun sementara ini harganya cukup bersaing dengan parafin impor.
"Kita latih para pembatik bagaimana mengaplikasikan, sampai memproses dan mendapatkan malam Sawit. Meskipun masih memerlukan riset untuk penyempurnaan, industri batik berbasis Sawit ini harus terus dikembangkan, kita kedepan ingin ini jadi pengganti Parafin," kata Helmi.
Pada pelatihan inkubasi tersebut, BPDPKS juga menghadirkan CEO Smart Batik Indonesia, sebagai salahatu pengrajin batik yang berkomitmen mengembangkan Malam Sawit, dan sudah mengaplikasikannya dalam produksi batiknya. (sep)
Sumber: