Kenali 5 Apology Language, Cara Meminta Maaf yang Tepat untuk Memperbaiki Hubungan
Mengenal Apology Language. Foto: Pinterest/rakyatcirebon.disway.id--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Selain mengenal lima love language, penting juga, lho, untuk memahami lima apology language (bahasa permintaan maaf) yang juga dicetuskan oleh psikolog Gary Chapman.
Kata ‘apology’ artinya adalah permintaan maaf. Memangnya ada apa dengan minta maaf? Apakah bilang kata “maaf” saja tidak cukup?
Sama seperti love language, setiap orang memiliki tipe ‘bahasa’ yang berbeda-beda, termasuk ketika menerima permintaan maaf.
Mereka akan lebih senang dengan cara tertentu daripada cara lainnya yang membuat rasa kesal mereka termaafkan. Dengan memahami bahasa permintaan maaf, hubungan kita dengan orang yang disayang akan lebih harmonis dan saling memahami kebutuhan masing-masing.
Bagi kamu yang ingin tahu pengertian serta lima tipe apology language, simak penjelasan selengkapnya di sini.
Dalam buku yang ditulis oleh Jennifer Thomas, PhD, bersama Gary Chapman, “The 5 Apology Languages: The Secret to Healthy Relationships,” disebutkan bahwa terdapat lima tipe apology language dalam hubungan. Thomas mengatakan bahwa setiap bahasa permintaan maaf memiliki kunci yang berbeda.
“Jika kamu memiliki kunci dan kunci itu dapat membuka satu pintu, kamu mungkin akan tergoda untuk menggunakannya di setiap pintu, tetapi itu akan menjadi tindakan bodoh dan hanya berakhir dengan frustrasi,” kata Chapman. Artinya, kita perlu menyesuaikan (kunci) permintaan maaf dengan kebutuhan orang (pintu) yang telah tersinggung.
5 Tipe Apology Language
Berdasarkan buku yang dibuat oleh Thomas dan Chapman, mereka mendefinisikan apology language dalam lima tipe, antara lain:
Expressing Regret: “Aku Minta Maaf”
Mengungkapkan penyesalan adalah salah satu bentuk apology language yang paling dasar. Kamu perlu mengucapkan kata “maaf” dan benar-benar menunjukkan bahwa kamu menyesal atas tindakan yang telah menyakiti orang lain. Misalnya, “Aku benar-benar minta maaf atas kata-kata yang aku ucapkan tadi. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu dan aku sangat menyesal.” Ini memberikan validasi terhadap perasaan orang lain dan membantu membangun kembali kepercayaan.
Accepting Responsibility: “Aku Salah” dengan Menjelaskannya
Bahasa permintaan maaf ini berarti mengakui kesalahan yang telah kamu buat. Alih-alih berkata “Kamu benar” lebih baik ucapkan “Saya salah.”
Misalnya, “Aku minta maaf karena telat. Aku salah dan aku seharusnya lebih menghargai waktu kamu.” Dengan mengungkapkan hal ini, kamu menunjukkan bahwa kamu bertanggung jawab atas dampaknya dan siap menerima konsekuensinya.
Sumber: