Kuota Pupuk untuk Kabupaten Majalengka Berkurang hingga 24 Ribu Ton, Tidak Sesuai RDKK Dinas

Kuota Pupuk untuk Kabupaten Majalengka Berkurang hingga 24 Ribu Ton, Tidak Sesuai RDKK Dinas

KEBUTUHAN. Sejumlah petani di Kabupaten Majalengka tengah menebus pupuk subsidi di penyalur pupuk, yang kuotanya untuk tahun 2025 berkurang cukup signifikan.-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID-ISTIMEWA/RAKYATCIREBON.DISWAY.ID

MAJALENGKA, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID - Kuota pupuk untuk Kabupaten Majalengka di tahun 2025 turun kurang lebih 24.000 ton untuk urea dan NPK, padahal Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Majalengka telah mengajukan permohonan sesuai permohonan petani yang dituangkan dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Menurut keterangan Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Majalengka, Agus Permana, pengajuan kuota pupuk kepada pemerintah pusat untuk tahun 2025 sama seperti tahun 2024 yaitu urea 41.732,140 ton serta NPK 47.739,3 ton.

Jumlah tersebut sesuai kebutuhan petani yang dituangkan dalam RDKK. Namun pengajuan tersebut tidak seluruhnya direalisasi, pemerintah pusat hanya mengalokasikan urea sebanyak 38.574 ton dan NPK sebanyak  27.397 ton serta pupuk organik sebanyak 2 ton.

“Yang kami ajukan sesuai yang tertuang dalam RDKK hampir sama dengan tahun kemarin yaitu urea 41.732,140 ton dan NPK 47.739,3 ton, namun alokasi dari pusatnya ternyata turun bahkan pupuk organik hanya 2 ton saja. Kami harap di musim tanam tiga ada penambahan kuota untuk memenuhi kebutuhan petani,” ungkap Agus.

Disampaikan Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Majalengka Agus, tahun kemarin kuota pupuk memang tidak seluruhnya terserap sehingga kemungkinan kondisi tersebut yang menyebabkan berkurangnya kuota pupuk ke Kabupaten Majalengka.  

Padahal tidak terserapnya pupuk di tahun 2024 kemarin adalah akibat kemarau panjang, sehingga banyak petani yang hanya melakukan tanam satu kali dan dua kali yang biasanya melakukan hingga tiga kali tanam.

“Ada juga yang beralasan karena  merek pupuk  tidak sesuai keinginan petani, sehingga sebagian tidak ditebus," kata Agus.

Berkurangnya kuota pupuk dibenarkan salah seorang distributor pupuk, Wawan, yang menyebut dengan berkurangnya kuota maka pendistribusian ke penyalur dan kuota petani  juga akan berkurang.

“Alokasi tahun 2024 urea 41.691 ton, NPK 34.403 ton, organik 1.104 ton. Cuma memang  gak terserap semua,” kata Wawan.

Salah seorang penyalur pupuk, Eneng di Kelurahan Cicenang mengatakan, kuota yang tidak terserap tahun lalu akhirnya diserap tahun ini.

Para petani yang lebih dulu tanam di akhir tahun  atau di Desember menyerap pupuk kuota sebelumnya karena kuota tahun 2025 baru tiba di bulan Januari.

“Kuota tahun ini berkurang, untungnya ada kuota sisa tahun lalu  bisa ditebus petani untuk pemupukan MT rendeng,” kata Eneng.

Hanya menurutnya pengurangan kuota akan berdampak kepada para petani, mereka akan menebus pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal atau membiarkan tanamannya kekurangan pupuk karena tidak sanggup membeli pupuk nonsubsidi.

“Suka kasihan kalau petani kekurangan pupuk tuh, hasil panennya tidak maksimal,” kata Eneng.

Sumber: