Digadang-gadang Masuk Bursa Ketua DPC, Aan Buka Suara : Dapat Dukungan dan Mengerti Manajemen Partai
TEGASKAN. Aan menjelaskan terkait kandidat Ketua DPC PDIP, siapapun figurnya, harus mendapat dukungan dari bawah. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Nama Aan Setyawan SSi digadang-gadang layak menjadi kontestan dalam bursa Pemilihan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon periode 2025-2030. Disampaikan langsung oleh senior PDIP, H Tasiya Soemadi Al Gotas, belum lama ini.
Salah satu alasannya, karena politisi asal daerah pemilihan (Dapil) V Kabupaten Cirebon paling senior di Fraksi PDIP saat ini. Sudah terpilih kelima kalinya menduduki kursi legislatif. Sangat mumpuni ketika diberikan mandat untuk membesarkan partai di periode mendatang.
BACA JUGA:Rumah Anggota DPR RI Satori Diperiksa KPK, Begini Akar Permasalahannya
Selain itu, karirnya di DPC pun mumpuni. Terakhir, Aan menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi DPC PDI Perjuangan. Saat dikonfirmasi, Aan mengaku tidak terlalu risau dengan statmennya yang sudah dilambungkan Gotas.
"Untuk bursa KSB yang sudah dimunculkan dibeberapa media, agar bisa diusung dalam Konfercab, saya sangat berterimakasih," katanya kepada Rakyat Cirebon, Rabu 22 Januari 2025.
BACA JUGA:Ketahanan Pangan di Tengah Gerusan Lahan
Ia pun berharap kedepan yang benar-benar muncul kepermukaan adalah mereka yang sudah mendapatkan dukungan dari partai. Baik dari PAC, Ranting, Senior maupun sesepuh partai.
Artinya, suara dari bawah harus diperhatikan oleh pengurus diatas. Yakni DPD maupun DPP PDI Perjuangan. "Silakan saja. Nanti kan ada saatnya, PAC melakukan rapat untuk membahas terkait usulan siapa saja nama-nama yang dikehendaki memimpin DPC, DPD maupun DPP," katanya.
BACA JUGA:Damkar Kabupaten Cirebon Kekurangan Armada dan Sarana Prasarana
Hanya saja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, sesuaikan dengan mekanisme partai. Siapapun orangnya harus mendapatkan dukungan dari bawah. Jangan sampai dukungannya si A, tetapi yang muncul si B.
"Walaupun memang pada akhirnya diserahkan ke DPP," katanya.
BACA JUGA:Banjir Rusak Makam Kuno di Kompleks Pangeran Pasarean
Karena kata dia, usulan pengurus partai nanti, berdasarkan usulan dari bawah. "Agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau saya secara pribadi, mempersilakan. Kalau benar saya masih dipercaya, syukur alhamdulillah," katanya.
Akan tetapi, prinsipnya siapapun nanti yang didaulat menjadi pimpinan, terpenting bisa mengelola partai. Menjaga marwah dan idiologi partai.
"Menerapkan idiologi partai di wilayahnya. Kalau DPC ya harus membina idiologi partai ke masyarakat," katanya.
Kemudian, mengerti dan memahami manajemen organisasi. Jangan sampai sebaliknya. Karena tantangan pimpinan kedepan, cukup berat. PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pileg dan Pilkada, harus bisa minimalnya mempertahankan.
BACA JUGA:Pasca Banjir di Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Cirebon Fokus Perbaiki Infrastruktur dan Bantu Warga Terdampak
Sebagai informasi, Konfercab PDI Perjuangan wacananya bakal digelar Februari mendatang. Hanya saja, belum pasti, ketepatan waktunya. "Nanti malam, kita ada zoom untuk membahas mekanismenya. Sejauh ini belum diatur," tuturnya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPC PDI Perjuangan 2020-2025 itu menjelaskan, terkait usulan nama, biasanya dimunculkan dari bawah. PAC mengusulkan maksimal tiga nama untuk DPC. Kemudian, dua nama untuk DPD dan satu nama untuk DPP.
BACA JUGA:Legislatif dan Eksekutif Kompak Tangani Masalah Kesehatan Warga Miskin
Prosesnya Konfercab dulu. Dua sehari setelah itu, Konferda. Digelar secara serentak se Indonesia. Memang, ada pengecualian, yakni untuk daerah tertentu yang ada konflik. Kemudian secara geografisnya tidak terjangkau. Seperti misalnya di Papua sehingga tidak memungkinkan untuk digelar serentak.
Setelah itu, Kongres. Hanya saja, untuk waktunya kapan, kata Aan, belum ditentukan. Isunya, Kongres PDI Perjuangan sendiri bakal digelar April mendatang. (zen)
Sumber: