Damkar Kabupaten Cirebon Kekurangan Armada dan Sarana Prasarana

Damkar Kabupaten Cirebon Kekurangan Armada dan Sarana Prasarana

ARMADA Pemadam Kebakaran Milik Damkar Kabupaten Cirebon saat melakukan pembersihan Pondok Pesantren Al Khoiriyah Cirebon pasca banjir kemarin. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBONDinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kabupaten Cirebon kekurangan armada dan sarana prasarana (sarpras) untuk menjalankan tugasnya secara optimal. Saat ini, dari total 14 unit armada pemadam kebakaran yang dimiliki, hanya 12 unit yang siap beroperasi.

BACA JUGA:Rapat Pleno Tetapkan Calon Ketua KNPI Kota Cirebon yang Baru

Hal ini diungkapkan oleh Kabid Pemadaman Kebakaran, Penyelamatan, dan Sarana Prasarana Dinas Damkar Kabupaten Cirebon, Eno Sujana, saat ditemui Rakyat Cirebon di sela-sela kegiatan peninjauan Pondok Pesantren Al Khoiriyah Cirebon, Selasa 21 Januari 2025.

BACA JUGA:Pasca Banjir Melanda Kabupaten Cirebon, DBMPR Provinsi Jawa Barat Turun Pasang Bronjong 35 Meter

“Kita memiliki 14 armada pemadam, tetapi yang benar-benar siap beroperasi hanya 12 unit,” ujar Eno.

Saat ini, Kabupaten Cirebon memiliki 11 pos jaga pemadam kebakaran. Itu tersebar di beberapa kecamatan. Seperti Pos Jaga Sumber, Ciledug, Palimanan, Pangenan, Lemahabang, Weru, Arjawinangun, Losari, Gunungjati, Waled, dan Greged. Namun, Pos Jaga Greged belum dapat beroperasi karena kekurangan personel, sarpras, serta alat pelindung diri (APD).

BACA JUGA:Banjir Rusak Makam Kuno di Kompleks Pangeran Pasarean

Eno menjelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), idealnya setiap kecamatan memiliki satu pos jaga damkar. Namun, dengan 40 kecamatan dan 424 desa di Kabupaten Cirebon, jumlah tersebut belum dapat direalisasikan karena keterbatasan anggaran.

BACA JUGA:Pasca Banjir Melanda Kabupaten Cirebon, DBMPR Provinsi Jawa Barat Turun Pasang Bronjong 35 Meter

“Saat ini baru ada 10 pos jaga yang aktif, ditambah satu di Greged yang masih belum beroperasi. Itu belum optimal karena seharusnya per pos jaga memiliki minimal dua armada. Namun, rata-rata hanya ada satu armada di setiap pos,” jelasnya.

BACA JUGA:Ratusan Rumah dan Dua Mobil Jadi Korban Banjir di Kabupaten, BPBD Desak Pemkab Normalisasi Sungai Cipager

Eno menambahkan, terakhir kali pengadaan armada pemadam kebakaran dilakukan pada 2020, yang diperuntukkan untuk sejumlah pos jaga.

Untuk meningkatkan pelayanan, tahun ini Dinas Damkar Kabupaten Cirebon berencana menambah pos jaga baru. Wilayah prioritas yang diusulkan adalah Kecamatan Gegesik atau Kecamatan Dukupuntang. Alasannya tingkat kejadian kebakaran yang tinggi dan kepadatan penduduk di daerah tersebut.

BACA JUGA:Ketua DPRD Kota Cirebon Prihatin Bendungan Canggong dan Cipager yang Mengalami Rusak Parah Pasca Banjir

“Semakin padat penduduk dan semakin banyak zona industri, maka risiko kebakaran juga meningkat. Kita harus mendekatkan pelayanan untuk mengantisipasi kejadian tersebut,” kata Eno.

Selain pos jaga baru, penambahan armada dan sarpras juga menjadi kebutuhan mendesak guna memastikan pelayanan kebakaran di Kabupaten Cirebon dapat berjalan lebih optimal.

BACA JUGA:Pasca Banjir di Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Cirebon Fokus Perbaiki Infrastruktur dan Bantu Warga Terdampak

Meski mengalami keterbatasan, Damkar Kabupaten Cirebon tetap berupaya maksimal memberikan pelayanan terbaik. Namun, peningkatan anggaran dan fasilitas diharapkan dapat segera terealisasi agar kebutuhan penanganan kebakaran di wilayah ini dapat terpenuhi. (zen)

Sumber: