Khofifah Indar Parawansa, Sosok Ideal Sekjen PBNU

Khofifah Indar Parawansa, Sosok Ideal Sekjen PBNU. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--
MUKTAMAR Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU) akan dilaksanakan pertengahan tahun ini. Gejolak di akar rumput dalam mencari sosok ideal selanjutnya telah memanas. Belajar dari pengalaman masa lalu, pemimpin masa depan harus lebih matang baik secara keilmuan maupun pengalaman di berbagai bidang.
Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH Imam Jazuli Lc MA menjelaskan satu nama yang muncul adalah Khofifah Indar Parawansa sebagai salah satu pimpinan PBNU. Ada 5 (lima) alasan utama mengapa Khofifah ini dimunculkan.
Pertama, lanjut Pimpinan Pondok Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon, kepemimpinan perempuan di tubuh PBNU dibutuhkan, untuk mengubah dari kepemimpinan patriarkis selama ini yang penuh dengan konflik menjadi kepemimpinan feminis yang lembut tapi progresif.
Sepanjang sejarah belum pernah sosok perempuan muncul sebagai pemimpin sekelas Sekjen di PBNU. Jika pun keberadaan mereka diterima di struktur organisasi, posisinya selalu menjadi pelengkap.
"Organisasi seperti tersandung kultur tradisional dimana perempuan hanya pelengkap penderita," tutur Kang Izul--sapaan KH Imam Jazuli.
Kedua, Khofifah memiliki pengalaman panjang di dunia politik. Tentunya, ini dibutuhkan karena Sekjen PBNU harus lincah dalam berpolitik kebangsaan, namun jangan sampai jatuh pada kubangan politik praktis pragmatis.
"Selama ini terlalu praktis, seakan kehilangan idealisme. Itu karena pemimpinnya tidak punya pengalaman matang dalam berpolitik," tutur Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan sosok Sekjen PBNU hari ini, Khofifah memiliki kualitas yang lebih baik. Khofifah adalah politisi sejati, yang setia dengan akarnya. Khofifah tidak dikenal sebagai politisi “kutu loncat”, yang meloncat kesana-kemari hanya untuk mengejar sebuah jabatan.
Khofifah terkenal dengan perempuan yang memiliki semangat perjuangan. Sebelum cita-cita tercapai, dia akan terus memperjuangkannya. Kepribadian Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kita pada sosok Presiden Prabowo Subianto. Di sisi lain, Prabowo dan Khofifah memiliki kedekatan yang kuat.
Kata Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015 itu, pertimbangan politis semacam ini penting. Berkaca pada pengalaman belakangan ini terkesan ada ambisi politis sangat kuat dari elite PBNU, terutama Sekjen PBNU. Itu sebenarnya tidak masalah jika dilakukan dengan elegan tanpa melanggar khittah NU 1926.
"Hanya saja, cara yang ditempuh selama ini hampir kurang elegan, menimbulkan kontroversi dan penolakan di akar rumput. Sehingga memecah belah di kalangan akar rumput NU sendiri," kata Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah.
Jika warga NU memang butuh pemimpin yang lihai dalam berpolitik, maka Khofifah adalah pilihan paling tepat. Khofifah memiliki basis massa yang kuat, pernah menjabat sebagai Ketua Umum Muslimat sejak (2000). Kontribusi Khofifah pada Muslimat sekalipun tidak sedang menjabat sebagai ketua masih sangat besar. Figur Khofifah sangat populer di kalangan Muslimat NU.
Ketiga, urgensi kaderisasi kepemimpinan perempuan. Muktamar tengah tahun ini adalah momen yang tepat bagi Muslimat untuk menampilkan diri sebagai lembaga yang mampu melahirkan perempuan-perempuan pemimpin.
Kepemimpinan Muslimat juga akan mengubah landscape politik dan kepemimpinan kaum perempuan NU. Karena dengan menjadi Sekjen PBNU, Muslimat sudah selangkah untuk berkontribusi pada bangsa, negara dan dunia.
Melahirkan sosok pemimpin perempuan yang berkelas dunia tidak mudah. Oleh karenanya, kesempatan untuk mengusung Khofifah Indar Parawansa adalah kesempatan emas yang harus dimaksimalkan.
Hari ini kata Kang Izul, dunia terlalu patriarkis dipenuhi konflik dimana-mana, bahkan di internal NU juga banyak konflik yang tak terselesaikan. Kehadiran kepemimpinan feminis bisa menjadi angin segar. Dengan kekuatan feminis, kepemimpinan tidak akan terlalu garang dan ganas.
"Artinya, perubahan gaya kepemimpinan yang sekarang memang diperlukan, dan kita sebagai warga NU berharap perempuan yang tampil sebagai pemimpin," tuturnya.
Keempat, teladan dalam pengabdian masyarakat. Memang sudah tepat Khofifah mendapatkan penghargaan berupa Penghargaan Khusus Bakti Sepanjang Masa. Artinya, sekalipun Khofifah secara struktural tidak pada organ Muslimat, namun eksistensinya terus dibutuhkan dan diperlukan oleh organisasi.
Oleh karenanya, tidak berlebihan untuk menyebut Khofifah adalah Muslimat, Muslimat adalah Khofifah. Menghantarkan tokoh penting Muslim seperti Khofifah ke tampuk kepemimpinan di organ PBNU sebagai Sekjen adalah langkah dan kesempatan strategis yang Muslimat miliki.
Jika dalam satu periode ke depan Khofifah berhasil menjadi Sekjen PBNU, maka proyek berkelanjutan dari Muslimat adalah mencetak kaum perempuan pemimpin yang lebih baik dari Khofifah.
Kelima, kecintaan pada Islam yang memecahkan rekor MURI. Khofifah mendapatkan penghargaan karena menyelenggarakan Nuzulul Quran 1411 H. secara daring pertama di dunia dan Khotmil Quran Kubro secara daring terbanyak di dunia. Artinya, Khofifah memiliki daya imajinasi kreatif dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
"Jika dipikir-pikir ulang, penghargaan dari MURI untuk Khofifah sama kedudukannya dengan penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 yang diterima Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf. Bisa dikatakan dengan kapasitas yang tidak seluas Ketum PBNU, Khofifah masih berhasil menciptakan tradisi baru yang lebih modern," katanya.
Sementara mendukung kemanusiaan bisa saja dilakukan oleh semua orang. Artinya, kualitas dan kapasitas Khofifah tidak bisa dibandingkan dengan Sekjen PBNU sekarang, melainkan sudah setara dengan Ketua PBNU.
Jika Khofifah diberi kesempatan untuk memimpin PBNU sebagai Sekjen, maka berarti ada kekuatan yang lebih besar yang memungkinkannya untuk berpikir dan bertindak lebih kreatif, inovatif, dan prestisius. Bukan tidak mungkin, gerakan Khofifah di masa depan akan memecahkan rekor MURI dunia lagi.
"Dengan begitu, Muslimat akan tertantang untuk berkontribusi pada dunia dan peradaban yang lebih baik," katanya.
Khofifah adalah kandidat Sekjen PBNU yang patut dipertimbangkan. Namun, mengingat MLB NU beberapa bulan lagi, alangkah baiknya semua pihak berlomba-lomba dalam kebaikan, menunjukkan pengabdian dan kontribusinya bagi warga NU.
"Warga NU sudah bosan dengan konflik dan mereka haus akan kebanggaan diri. Khofifah telah membanggakan warga NU terutama Muslimat sebagai sosok pemimpin segudang prestasi," tukasnya. (zen)
Sumber: