Jelang Lebaran, Pasar Sentra Batik Trusmi Sepi Pembeli

Jelang Lebaran, Pasar Sentra Batik Trusmi Sepi Pembeli

SEPI. Menjelang lebaran, kondisi Pasar Sentra Batik Trusmi masih sepi pembeli. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Menjelang Hari Raya Idul Fitri Pasar Sentra Batik Trusmi sepi pengunjung. Biasanya, penjual pakaian panennya menjelang hari lebaran.

Beberapa kios pun tampak kosong. Lebih-lebih diarea belakang pasar, tidak digunakan lagi. Kios di bagian depan pasar pun nyatanya hanya sesekali saja dibukanya. Seringnya dibiarkan kosong oleh para pemiliknya.

Padahal, pasar yang lokasinya berada di Jalan Pantura, tepatnya Jalan Otto Iskandardinata Weru Kidul, Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon itu, menghabiskan hingga miliaran.

Sempat digadang-gadang sebagai wadah bagi para pengrajin batik khas Cirebon, serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat disekitarnya. Nyatanya, bisa eksis bertahan saja sudah terbilang beruntung.

Hal ini menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan masa-masa awal berdirinya pasar. Selalu ramai dengan calon pembeli, khususnya yang berburu batik untuk Lebaran.

Salah satu pelayan kios di Sentra Batik Trusmi, Fatimah pun mengeluhkan sepinya pengunjung. Meskipun setiap harinya, ada saja pengunjung yang datang, namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Setiap hari memang ada pengunjung, tapi jumlahnya tidak seperti biasanya. Bisa dibilang sepi. Padahal ini sudah mendekati lebaran," ujar Fatimah, ketika ditemui Rakyat Cirebon, Senin (24/3).

Biasanya lanjut Fatimah, momen akhir pekan atau  tanggal merah ada peningkatan jumlah kunjungan. Pengunjungnya berasal dari luar Cirebon, seperti Bandung dan Jakarta, yang datang setelah santap makan siang. Kondisi tersebut, akhirnya menimbulkan banyak kios tidak berani buka.

"Di kios kami yang berada di tengah, kadang kios yang di depan tutup. Hanya sesekali saja buka," tambah Fatimah.

Sebenarnya, harga batik di Sentra Batik Trusmi terbilang cukup ekonomis. Memang bervariasi, tergantung jenis dan kualitas batik. Kata dia, pengunjung sudah bisa menemukan batik kualitas premium dari mulai harga Rp 30 ribu hingga Rp 150 ribu.

Anehnya, meskipun harga cukup terjangkau, masalah utama yang dihadapi pedagang adalah sepinya jumlah pengunjung, meski sudah menjelang Lebaran.

"Saya rasa harga batik di sini cukup ekonomis. Mulai dari yang Rp 30 ribu hingga yang lebih mahal, sekitar Rp 150 ribu. Tapi memang, sepinya pengunjung ini yang jadi masalah," kata Fatimah.

Para pedagang pun berharap ada langkah lebih lanjut dari pengelola untuk meningkatkan kunjungan dan mendongkrak perekonomian pasar batik yang sudah terkenal di Cirebon ini.

Salah seorang pengunjung, Huda, mengaku hanya iseng mampir ke pasar batik untuk mengisi waktu luang sebelum adzan magrib. Huda yang memang berencana membeli batik. "Baru pertama kali kesini, iseng-iseng saja. Kalau ada yang cocok, mungkin nanti bisa beli," katanya.

Huda juga menyesalkan kurangnya keramaian di pasar yang memiliki lokasi cukup strategis ini. Ia menilai bahwa potensi pasar ini belum dimaksimalkan dengan baik. "Harusnya pasar ini bisa lebih hidup," katanya.

Kata dia, Keberadaan rumah makan Empal Gentong H Apud saja sudah cukup bagus, bisa menarik pengunjung. Kenapa tidak dilengkapi dengan kuliner yang lain. "Kan menarik pengunjung menerapkan strategi begitu sah-sah saja. Cirebon terkenal loh kulinernya," katanya.

" Semua ini bisa dimaksimalkan dengan mengadakan lebih banyak event," ungkap Huda.

Menurutnya, jika pengelola pasar lebih kreatif dalam mengadakan berbagai event menarik, pasar Sentra Batik Trusmi bisa kembali ramai. 

"Pasar ini sebenarnya memiliki potensi besar. Lokasinya strategis, dekat dengan jalan raya dan lahan parkirnya juga luas. Tinggal pengelolaannya saja yang harus lebih diperhatikan," tutup Huda. (zen)

Sumber: