Jelang BK Porprov, Enam Pengurus dan Dewan Pembina KONI Kabupaten Cirebon Kompak Mengundurkan Diri

GEDUNG KONI. Pengurus KONI Kabupaten Cirebon, kompak mengundurkan diri. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Bak petir disiang bolong, enam pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon dan satu Dewan Pembina kompak mundur dari jabatannya. Padahal, Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), sudah didepan mata.
Keenam pengurus KONI itu, Sekretaris I, Dudi Suryadarma, Wakil Ketua I, Sugeng Darsono, Wakil Ketua II, Denny Supdiana, Kepala Bidang Perencana, Program dan Anggaran, Asep Kurnia.
Bidang Perencanaan Program dan Anggaran, Fajar Sutrisno.
Kemudian Ketua Bidang Hukum, Galih Yuana Darmanto Utomo. Adapun satu Dewan Pembina KONI, Yayat Ruchyat, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon.
Pengunduran diri yang dilakukan mendadak itu pun akhirnya menimbulkan spekulasi negatif. Internal induk organisasi olahraga prestasi itu, dilanda badai konflik internal menjelang BK Porprov.
BACA JUGA:Pemilik Tambang di Dukupuntang Bantah Tuduhan Ilegal: “Kami Punya Izin Resmi”
Ketika di konfirmasi, salah satu pengurus KONI, Fajar Sutrisno mengaku mundur dari kepengurusan lantaran memiliki kesibukan ditempatnya bekerja sebagai Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
"Di KONI itu kan selalu bicara soal kehadiran. Sementara saya sibuk di pekerjaan utamanya sebagai Sekretaris Diskominfo. Khawatir mengganggu organisasi KONI, lebih baik saya mundur," kata Fajar, ketika dikonfirmasi Rakyat Cirebon, Senin (23/6).
Disinggung apakah mundurnya sebagai pengurus KONI berangkat dari dinamika internal? Fajar membantahnya. Kata dia, tidak ada konflik maupun intrik politik dari gerakan pengunduran diri. "Tidak ada (konflik,red)," tegasnya.
Pengunduran dirinya dilakukan semata karena kesibukan dalam mengemban tugas utama di Diskominfo. "Memang karena ingin fokus di pekerjaan utama, makannya mundur dari KONI," ucapnya.
Hal serupa disampaikan, Galih Yuana SH. Dia mengaku punya banyak kerjaan. Khawatirnya, tugas di KONI di Bidang Hukum tidak bisa ke handle. Sementara, tingkat kehadiran juga kurang.
"Saya sih tau diri aja. Udah jarang berangkat. Tapi tetap dapat gaji. Jadi kurang enak sama pengurus lainnya. Maka, mundur salah satu pilihannya," katanya.
Disamping itu, keberadaannya di KONI pun terbilang masih baru. Belum genap satu tahun menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum KONI. "Di kepengurusan KONI masih baru sembilan bulan," tukasnya. (zen)
Sumber: