Mahasiswa Tolak Tunda Pemilu dan Desak Stabilkan Harga
RAKYATCIREBON.ID – Wacana penundaan pemilihan umum (Pemilu) dan penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode mendapat banyak kecaman mahasiswa. Salah satunya, dari mahasiswa di Cirebon.
Ratusan mahasiswa dari aliansi mahasiswa Universitas Muhamadiyyah Cirebon (UMC), Sabtu kemarin (9/4) menggelar aksi demo, dengan menutup jalan di perempatan Weru, Kabupaten Cirebon.
Aksi mahasiswa itu, diawali, dengan longmarch (jalan kaki, red) dari kampus UMC di Watubelah, Kabupaten Cirebon menuju perempatan lampu merah Weru. Sesampainya di perempatan lampu merah Weru, mahasiswa langsung membentuk formasi lingkaran di tengah jalan perempatan lampu merah Weru.
Akibatnya, arus lalu lintas pun terganggu. Sehingga memaksa pihak kepolisian untuk mengalihkan arus lalu lintas ke jalur lain. Selama memblokade jalan, mahasiswa tidak diam. Mereka terus berorasi satu persatu secara bergantian.
“Kami dari aliansi mahasiswa UMC mendesak agar pemerintah mengkaji ulang undang-undang IKN yang menyengsarakan rakyat,” kata koordinator aksi Aliansi Mahasiswa UMC, Sugiarto.
Ada sejumlah tuntutan yang mahasiswa suarakan. Pertama, terkait penolakan mereka terhadap penundaan pemilu dan presiden 3 periode. Kemudian, menolak kenaikan harga BBM serta mendesak agar pemerintah segera menstabilkan harga bahan pokok.
Mereka pun mengajak masyarakat agar terus mengawasi kebijakan pemerintah. Tidak acuh hanya karena pandemi belum tuntas. Karena, tutur Sugiarto, manakala masyarakat diam dan acuh, pemerintah akan semakin sewenang-wenang.
“Sekarang kita tau, harga bahan pokok semua serba naik. Kami minta pemerintah segera menstabilkannya. Kami juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi kebijakan pemerintah,” pekiknya, saat berorasi.
Usai berorasi, dan membacakan pernyataan sikap, ratusan mahasiswa UMC tersebut kembali pulang ke kampus mereka. Selama aksi ratusan mahasiswa UMC tersebut pun mendapat penjagaan dan pengawalan ketat dari petugas gabungan dari Polri, TNI, dan Satpol PP Kabupaten Cirebon.
Salah satu warga Cirebon, Rohman mengapresiasi langkah mahasiswa. Artinya, kata dia, mahasiswa sudah menjalankan fungsinya sebagai sosial control.
“Mereka tidak tidur. Tetap melek wacana dan sensitif dengan isu kekinian. Meskipun kondisi pembelajaran saat ini, didominasi dengan system pembelajaran online. Tapi mereka tetap tergugah menyuarakan kritiknya kepada pemerintah. Patut untuk kita apresiasi,” pungkasnya. (zen)
Sumber: