Jalan Masuk Uji KIR Dibiarkan Berantakan
RAKYATCIREBON.ID – Eks pasar darurat Pasalaran kondisinya amburadul. Tak elok dipandang mata dan membahayakan. Pasalnya, ditinggalkan begitu saja oleh para pedagang.
Padahal, tempat yang digunakan merupakan jalur masuk Uji KIR kendaraan. Tentu, sangat mengganggu para pengguna jalan dan para pedagang bunga, yang berada disekitarnya.
Salah satunya diakui pedagang bunga, Haris. Pihaknya mempertanyakan, kenapa sampai dibiarkan begitu saja, padahal sangat mengganggu. Ia pun tidak mengetahui duduk persoalannya.
\"Kita terganggu dengan kondisi begini. Kami tidak tau, ini kewenangan siapa,\" kata Haris, Kamis (24/2).
Kondisi seperti ini, kata dia sudah diketahui oleh banyak pejabat. Banyak yang melihat dan mensurveinya. Tapi tak diketahui, untuk keperluan apa. Karena faktanya sampai saat ini masih dibiarkan begitu saja.
\"Banyak yang melihatnya sih. Foto-foto. Tapi tetap dibiarkan belum ada gerakan apa-apa untuk membereskannya,\" imbuhnya.
Pria 32 tahun itupun menghendaki adanya pemulihan fungsi. Sebagai pedagang bunga, ia mengaku sudah turut membantu meminimalisir tumpukan sampah. Karena sebelum ada pedagang bunga, sampah bergunung-gunung dipinggir jalan. Kini, mulai berkurang.
\"Kami ingin, jalan ini dipulihkan kembali seperti awal. Bisa dilewati. Tidak dibiarkan begini. Difungsikan lagi. Karena sangat mengganggu. Bukan hanya saya secara pribadi, tapi para pengguna jalan lain pun ikut terganggu,\" akunya.
Sementara itu, Kasi Pengujian Sarana Dinas Perhubungan, Disyanto SSos menjelaskan akses ke kantornya terganggu pasca para pedagang dipindahkan ke tempat baru. Eks pasar daruratnya dibiarkan begitu saja. Padahal, sudah merubah fungsi.
\"Ini sudah semingguan dibiarkan begini. Belum diberesin. Kami tidak tau, ini sebenarnya kewenangan siapa,\" kata pria yang akrab disapa Andre itu.
Sepengetahuannya, digunakannya terminal tipe C Weru sebagai pasar darurat lantaran ada sewa. Waktunya pun hanya satu tahun, untuk memfasilitasi para pedagang yang pada waktu itu, pasarnya terbakar.
Tapi, ternyata sampai berlarut, hingga kurang lebih 5 tahun lamanya.
Pihaknya tentu terganggu dengan kondisi saat ini. Ditinggalkan begitu saja. Amburadul dan membahayakan.
\"Banyak paku. Bahaya. Yang bongkar kan sendiri-sendiri. Tapi material kayu dan lainnya dibiarkan. Ditinggalkan,\" katanya.
Sumber: