HMJ IQTAF IAIN Cirebon Kuatkan Pondasi Kepengurusan

HMJ IQTAF IAIN Cirebon Kuatkan Pondasi Kepengurusan

RAKYATCIREBON.ID - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQTAF) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar rapat kerja (raker) bertema Inovasi Program Kerja dengan Ide Kreatif untuk Menunjang Jiwa Mahasiswa yang Produktif, Rabu (16/2).

Kegitan yang dilangsungkan di auditorium lantai 4 gedung Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah kampus setempat ini dilaksanakan secara terbatas karena situasi pandemi Covid-19.

Ketua Umum HMJ IQTAF IAIN Cirebon periode 2022-2023, Alfath Pangestu Danar mengatakan, penyelenggaraan raker ini merupakan jembatan dan langkah awal untuk membuka lembaran baru serta memperbaiki lembaran lama dalam masa kepemimpinan yang sekarang.

Dia menegaskan, dengan mengusung program kerja (proker) yang mantap, kreatif, dan inovatif, IQTAF IAIN Cirebon diharapkan mampu mendirikan pondasi yang kuat, teguh, dan utuh dalam kepengurusan.

“Mohon maaf dalam penyelenggaraan raker ini kurang maksimal, misalnya pengurus yang hadir sedikit karena adanya pembatasan. Semoga untuk kepengurusan yang selanjutnya bisa lebih baik dalam penyelenggaraan setiap prokernya,” ucap Alfath.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Cirebon, Omar Qad Panity berharap, mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dapat selalu menjadi orang-orang yang selalu berpikir tentang ide.

“Meng-upgrade HMJ dengan program kerja yang sistematis, memiliki badan otonom jurnal, dan tetap melaksanakan protokol kesehatan,” ujar dia.

Omar menganalogikan, rapat kerja ibarat sholat. Yaitu, shafnya harus rapat dan lurus. Karena, dengan rapat bisa saling merangkul dan mengajak bukan mengejek.

“Saling merapatkan dan lurus, maksudnya kita punya satu tujuan, satu vision di bawah pimpinan nahkoda Ketum Alfath bersama pengurusnya,” katanya.

Wakorwil Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadits se-Indonesia (FKMTHI) yang turut hadir dalam raker, Abdul Aziz Shutadi menjelaskan, setiap program-program harus selaras dengan visi dan misi jurusan.

Selain itu, lanjut dia, program-program yang dilaksanakan pun harus sesuai kebutuhan mahasiswa itu sendiri.

“Dalam pembuatan program kerja, perhatikan masa depan mahasiswa, masa depan organisasi, dan masa depan lembaga institut,” ujar Aziz.

Bahkan, Azis menegaskan, mahasiswa Tafsir Hadits harus membuat program kerja yang bisa menjawab tantangan masyarakat.

“Mahasiswa Tafsir Hadits harus bisa berperan dalam mengatasi hal tersebut,” tegasnya.

Sumber: