Diprediksi Maret, RSDGJ Siapkan Fasilitas Isolasi Pasien Omicron

Diprediksi Maret, RSDGJ Siapkan Fasilitas Isolasi Pasien Omicron

RAKYATCIREBON.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest), Luhut Binsar Pandjaitan memberikan warning terkait puncak penyebaran varian Omicron. Dia memprediksi, puncak gelombang Omicron terjadi sekitar bulan Maret-April.

Menyikapi warning tersebut, tanpa bermaksud membuat masyarakat resah dan khawatir, di Kota Cirebon, Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) Cirebon mulai menyiapkan skema antisipasi kondisi terburuk.

Tak mau kewalahan seperti saat gelombang kedua Covid-19 pertengahan 2021 lalu, saat ini, RSD Gunung Jati, menyiagakan ratusan tempat tidur untuk menghadapi ancaman Covid-19 varian Omicron dan prediksi puncaknya.

Beberapa ruangan isolasi utama yang saat ini disiapkan untuk isolasi adalah ruangan isolasi Flu Burung dengan total sebanyak enam bed.

Direktur RSD Gunung Jati, dr Katibi menyampaikan, antisipasi ini sebetulnya sudah jauh-jauh hari dilakukan. Bahkan persiapan ruangan khusus Covid-19 ini sudah disiapkan, dan terus dijaga sejak menjelang Natal dan Tahun Baru lalu.

Hal itu dilakukan karena wacana Omicron mulai menghangat saat itu, dan RSD Gunung Jati merupakan rujukan pemeriksaan bagi pasien yang hasil swab PCR-nya positif Covid-19.

Setelah melandai pada periode November, kata dr Katibi, pasca Nataru lalu, tepatnya tanggal 3 Januari 2022, RSD Gunung Jati kembali menangani pasien suspect atau positif Covid, sampai pada 11 Januari. Sementara untuk saat ini kosong.

\"Di kami terakhir merawat pasien Covid-19 itu pada 21 November 2021, kemudian kosong, tanggal 3 sampai 10 Januari 2022 ada, lalu tanggal 11 Januari sampai hari ini tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat di RSD Gunung Jati,\" ungkap dr Katibi, kemarin.

Sebagai antisipasi utama, kata dia, pasien yang terkonfirmasi positif akan dirawat di ruangan isolasi Flu Burung. Di sana terdapat enam bed bagi pasien. Kemudian alternatif kedua,  jika di ruang isolasi utama ini kapasitasnya sudah mencapai 80 persen, bahkan lebih, maka disiapkan fasilitas isolasi di ruangan Teratai 1 dan 2.

Di ruangan Teratai 1 dan 2 sedikitnya ada 63 tempat tidur yang disiapkan. Di antaranya 32 tempat tidur di ruangan Teratai 1, dan 30 tempat tidur di ruangan Teratai 2.

Jika kedua ruangan Teratai overload, masih diperlukan fasilitas tambahan, maka disiapkan ruangan Prabu Siliwangi 1, 2 dan 3 dengan kapasitas keseluruhan sampai 96 tempat tidur.

\"Kalau ruang Flu Burung sudah 80 persen, maka ruang Teratai 1 bersiap-siap. Di situ ada 32 bed. Apabila di situ mendekati 80 persen, maka ruangan lainnya disiapkan dan seterusnya sampai ke Ruang Prabu Siliwangi. Pada prinsipnya kami siap melayani pasien Omicron itu, jika ada. Bahkan, di ruangan eks IGD melayani ada 16 bed. Itu kalau kurang juga masih ada ruangan Kian Santang dengan 30 bed,\" jelas dr Katibi.

Tak hanya menyiapkan dari sisi fasilitas, ditambahkan dr Katibi, RSD Gunung Jati juga mulai menyiapkan antisipasi dari sisi SDM Tenaga Kesehatan (Nakes). Saat ini, masih aktif tim Satgas Covid-19.

\"Walaupun terjadi penurunan di Oktober, November dan Desember, tim Satgas Covid-19 masih berlaku. Pertemuan rutin peningkatan kompetensi tetap berjalan. Ada 200 nakes terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan tenaga kesehatan,\" tutup dr Katibi. (sep)

Sumber: