Pelaku UKM Di Kuningan Ikut Pelatihan Ekspor Impor
RAKYATCIREBON.ID - Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan, menggelar pelatihan Vocational Ekspor Impor Produk UKM bagi pelaku koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya di sektor perikanan dan peternakan di Kuningan.
Sekretaris Kemenkop dan UKM Arif Rahman mengatakan, Kuningan merupakan satu dari 27 Kabupaten di Jabar, yang mengalami pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) positif selama pandemi Covid-19. Hal ini tak terlepas dari kontribusi pelaku UMKM yang selalu berupaya berinovasi dan beradaptasi.
Guna mengoptimalkan upaya itu, pemerintah juga menyediakan anggaran besar untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Salah satunya, melalui kebijakan Kartu Prakerja. Kemenkop dan UKM juga telah membuat portal edukukm.kemenkopukm.go.id untuk kebutuhan pengembangan SDM pelaku usaha.
“Pelaku UMKM yang ingin menjadi pengusaha yang sukses harus mau menambah ilmu, peluang-peluang yang ada juga harus ditangkap,” katanya.
Terkait pembiayaan UMKM, Arief mengungkapkan bahwa Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan limit bantuan dari 20 persen menjadi 30 persen pada 2024. Selain itu, dukungan juga datang dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) melalui program dana bergulir. Bantuan ini memperkuat permodalan koperasi dengan tingkat suku bunga rendah, yakni tiga persen per tahun. “Ini peluang dan dukungan dari pemerintah kepada pelaku UMKM. Pelaku usaha harus menyiapkan diri agar bisa mengakses kemudahan pembiayaan dan pendampingan. Pemerintah juga menyediakan pembiayaan melalui kredit usaha rakyat (KUR). Namun, kami harus merancang usaha bisnisnya,” jelasnya. Di sisi lain,
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi berharap, sinergi antara pemerintah daerah Kuningan dan Kemenkop dan UKM dapat terus berlanjut.
“UMKM Kuningan ingin naik kelas. Namun, kami menyadari tidak dapat bergerak sendiri. Seluruh pemangku kepentingan harus berjalan bersama secara simultan,” ujarnya.
Dian membeberkan kendala yang perlu dibenahi terkait pengembangan UMKM di Kuningan. Ia menyebut, masih ada jenis produk yang kurang tepat dan tidak relevan untuk dikembangkan. Selain itu, penentuan harga juga belum sebanding dengan kualitas. Kemudian, SDM dan strategi promosi masih dilakukan secara konvensional, serta pemilihan lokasi kurang strategis.
“Hal tersebut harus jadi fokus pembahasan agar bisa diurai sehingga UMKM di Kuningan bisa naik kelas. Peranan teknologi informasi dan media sosial harus juga dimaksimalkan oleh pelaku usaha. Tidak hanya promosi, tapi juga sebagai sarana penjualan agar dapat berkembang secara maksimal,” kata Dian.
Ia juga mengingatkan agar pelaku usaha mengurus legalitas usaha dan produk. Selain untuk memberikan kepercayaan pada konsumen, legalitas juga memudahkan mereka untuk mendapatkan akses perbankan dan program bantuan pemerintah.
“Tak hanya itu, pelaku UMKM pun mesti mampu menghasilkan produk yang unik supaya ada faktor pembeda dengan kompetitor,” imbuh Dian.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kuningan U Kusmana mengungkapkan, saat ini, sebanyak 675 koperasi di Kuningan sudah bertransformasi secara digital. Hal ini harus terus dikembangkan karena koperasi dan UKM dapat membantu mengurangi angka pengangguran.
“Pelatihan ini dalam rangka upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia bagi pelaku UMKM, kami ingin mendorong para pelaku usaha agar bangkit dan mengembangkan usahanya, dari pelatihan ini para pelaku UMKM diharapkan mampu meningkatkan kualitas manajemen dan produk sehingga pelaku UMKM lebih siap untuk bersaing di pasar global,” harapnya.
Ditambahkan Kadis, pemerintah daerah dalam hal ini melakukan pendampingan dan melakukan evaluasi terhadap pelatihan yang diselenggarakan dengan harapan pelaku ukm naik kelas dari sisi usahanya, pemasarannya, asetnya dan pemanfaatan tenaga kerjanya. peserta pelatihan ini diperuntukan bagi ukm di berbagai sektor makanan, minuman, sandang, kerajinan, kulit, logam, mesin, elektronik, kimia dan produk lainnya yang berpotensi dikembangkan untuk pasar ekspor.
Sumber: