Mobil Listrik Ini Dibikin Siswa SMKN 1 Lemahsugih di Tahun 2018

Mobil Listrik Ini Dibikin Siswa SMKN 1 Lemahsugih di Tahun 2018

RAKYATCIREBON.ID - Mobil Listrik yang dinamai Parikesit ERV milik SMKN 1 Lemahsugih, Kabupaten Majalengka yang dirakit para siswa sekolah tersebut sudah hampir dua tahun lebih terparkir di ruang Laboratorium milik sekolah setempat, tidak dipakai apalagi dikembangkan karena dukungan yang kurang.

Mobil listrik berwarna silver berkapasitas 2 orang hingga 3 penumpang, dengan lebar 1,20 m dan panjang 2,50 m ini sempat menjadi kebanggaan sekolah kejuruan yang berada di bawah Gunung Cakrabuana, sebuah sekolah yang baru berdiri selama kurang lebih 10 tahunan saja. Sekolah yang ada di perbatasan antara Majalengka dan Sumedang.

Menurut keterangan salah seorang guru yang juga menjadi Ketua Pembimbing pembuatan mobil listrik, Arif Rahman Hakim, mobil tersebut dibuat di Tahun 2018 dan sempat diikutsertakan pada Pameran Pendidikan kejuruan Epitech XII tingkat Jawa Barat di Kabupaten Garut.

Pembuatan mobil listrik matic digagas Kepala SMKN 1 Lemahsugih saat itu Ahdin. Dia ingin sekolahnya mampu menciptakan inovasi baru dan terbarukan, walaupun sekolahnya berada di pinggiran, yang jauh dari kota, namun siswanya harus lebih maju dari orang kota itu sendiri.

“Waktu itu Pak Kepala menantang para siswa untuk menciptakan sebuah karya fenomenal, yang katanya walaupun berada di kampung, warga yang kebanyakan petani dan sekolah baru namun pikirannya harus lebih maju. Menunjukan bahwa orang kampung tidak kampungan namun harus serba bisa,” ungkap Arif.

Menjawab tantangan tersebut ada sejumlah siswa yang memiliki talenta tinggi terhadap otomotif diantaranya Diandi Saputra yang kini telah bekerja di PT Tempo Group, Anggi, Derizal serta Jafar Sidik dan tiga teman lainnya dibimbing sejumlah guru pembimbing yakni Arif Rahman Halim, Jeje Jaenal Arifin, Dian Herdiansyah, Candrawata dan Hanif yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda berupaya membimbing para siswa untuk membuat sebuah kendaraan listrik.

“Ketika itu lagi ramai-ramainya mobil listrik, sehingga diciptakan mobil listrik,\" kata Arif.

Tidak sempurna memang karena dikejar waktu ingin mengikuti pameran, jadi kendaraan dibuat secara maraton oleh para siswa, ada beberapa barang yang dibeli dari luar, motor listrik dari Jogja, kontroler juga dari luar hingga mencari ke Semarang. Kalau badan alias bodi kendaraan seluruhnya dibuat sendiri, demikian juga dengan rangka dan sebagainya,” kata Arif.

Maklum pembuatan mobil tersebut hanya dalam waktu dua bulan saja, sementara pembuatan badan mobil butuh waktu lumayan lama terutama mencetak badan mobil yang terbuat dari fiber dengan tingkat kesulitan yang paling tinggi dan lama.

Pembuatan diawali mendesain rangka dengan menggunakan triplek, kemudian mencetak fiberglass yang dicetak di ruang laboratorium otomotif.

Untuk pembuatan fiber tersebut harus belanja bahan baku dari Bandung, seperti halnya campuran resin, serat fiber, beruntung salah seorang instruktur Hanif berasal dari Bandung sehingga bisa belanja sambil pulang

Untuk membuat rangka berasal dari besi holo demikian juga untuk sasis dan kaki-kaki. Sedangkan untuk shockbreaker menggunakan shock breaker sepeda motor.

“Semua peralatan kami buat, awalnya kami terlebih dahulu membeli mesin las, mesin pres dan sebagainya. Yang membeli hanya shockbreaker serta motor listrik dari Yogyakarta seharga Rp10.000.000.” ungkap Asep guru lainnya.

Kendaraan tersebut berdaya 1.000 watt, untuk lampu kendaraan kapasitas baterainya hanya 12 volt tegangannya sebesar 28 volt. Jarak jangkau lampu kendaraan sepanjang 5 meter.

Sumber: