Kapolda: Serang Balik Virus Corona dengan Vaksinasi dan Prokes
RAKYATCIREBON.ID – Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Ahmad Dofiri menyatakan saat ini serangan balik terhadap Covid-19 atau virus Corona sedang berlangsung dengan dilaksanakannya program vaksinasi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Untuk itu ketersediaan stok vaksin dan kesadaran setiap individu menjadi bagian penting dalam penanggulangan wabahnya.
Hal itu disampaikan saat meninjau vaksinasi massal di Ponpes Tahfidzul Qur\'an Darul Falah dan Ponpes Raudlatul Muta’alimin di Desa Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu (25/8). Dikatakan, penyebaran Covid-19 di Jabar saat ini dalam kondisi landai. Salah satunya ditandai dengan tingkat bed occupancy rate (BOR) yang cukup rendah.
“Untuk itu, inilah saatnya kita memberikan serangan balik pada virus Corona melalui vaksinasi. Ini penting untuk mencapai herd imunity,” tegasnya.
Menurutnya, pondok pesantren beserta kyai dan para santrinya memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat di sekitarnya. Sehingga capaian vaksinasi yang dilaksanakan tersebut akan dapat memotivasi masyarakat umum di sekitar pondok pesantren untuk bersedia disuntik vaksin. “Kalau kyai dan santrinya divaksin, maka yang lainnya juga akan mengikuti. Seperti yang terlihat di sini, banyak warga yang juga ikut vaksinasi,” ungkapnya.
Kapolda mengakui, stok vaksin saat ini memang mengalami kekurangan. Namun, pemerintah pusat sudah menjanjikan stok vaksin akan banyak tersedia dan mencukupi jumlahnya mulai awal September mendatang. “Jadi yang harus kita siapkan sekarang adalah infrastrukturnya dan vaksinatornya,” kata dia.
Disebutkan, sampai saat ini ada sekitar 37 juta warga di Jabar yang masih menjadi target vaksinasi Covid-19. Untuk mencapai herd immunity pada akhir tahun, maka setidaknya ada 400 ribu orang yang harus disuntuk setiap harinya.
“Selain vaksinasi, upaya lain untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah melalui penerapan protokol kesehatan. Yakni meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan,” ujar Dofiri.
Bahkan penting pula penerapan 3T berupa testing, tracing, dan treatment. Sehingga jika ada orang yang terpapar Covid-19, maka harus segera dilacak kontak eratnya untuk dilakukan pengetesan. Jika hasilnya positif, maka penanganan harus dilakukan dengan optimal agar cepat sembuh dan tidak menularkan kepada orang lain.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Tahfidzul Qur\'an Darul Falah dan Raudlatul Muta’alimin, KH Syairoji Bilal menyebutkan, jumlah santri dan warga yang divaksin dalam kegiatan itu sebanyak 2.200 orang. Dia pun berterima kasih pada kapolda dan jajarannya yang mendukung kegiatan vaksinasi tersebut.
“Ini merupakan bagian dari komitmen para santri dan pondok pesantren untuk membantu terlaksananya percepatan vaksinasi nasional. Alhamdulillah, kami mendapatkan kesempatan bisa menjadi sentra vaksinasi ini,” pungkasnya. (tar)
Sumber: