Klaim Kenaikan Ekonomi Capai 7,07 Persen

Klaim Kenaikan Ekonomi Capai 7,07 Persen

RAKYATCIREBON.ID – Dimasa Pandemi, para pejabat dinilai banyak guyonnya. Hal itu, disampaikan Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon, Heru Subagja.

Pasalnya, muncul pemberitaan yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi dikuartal II meroket diangka 7,07 persen.

Menurut alumnus UGM Yogyakarta itu, pertumbuhan ekonomi didominasi oleh kegiatan ekonomi masyarakat. Terutama konsumsi masyarakat dan belanja negara. Jika dua indikator tersebut meningkat, diperkirakan menyokong angka pertumbuhan ekonomi 3-4 persen.

Dampaknya meningkat daya serap tenaga baru. Secara perhitungan kasar kata Heru, setiap ekonomi tumbuh satu angka menghasilkan 600 ribu tenaga kerja baru. Tenaga baru ini sebagai dampak dari aktivitas dan pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi.

Banyaknya investasi langsung bukan pasar modal adalah bagian langsung penyumbang pertumbuhan ekonomi. Ekspor dan kegiatan impor juga bagaian kegiatan ekonomi sebagai acuan pertumbuhan ekonomi. \"Jangan sampai dana penanggulangan dan penanganan Covid-19 yang menyerap ratusan triliunan dijadikan parameter pertumbuhan,\" terang dia, kemarin.

Yang terjadi, bukan indikator ekonomi yang positif. Justru, terjadi booming Covid-19. PPKM gencar dilakukan, menghambat aktivitas ekonomi. Banyak pabrik, kantor, mall serta kegiatan ekonomi ditutup. Karyawan di PHK, dirumahkan tanpa gaji. Serta terpuruknya ekonomi keluarga disaat pandemi.

Maka, perlu dipertanyakan, indikator positif pertumbuhan ekonomi mencapai 7,07 dari mana?. “Kelakuan pemerintah ini diindikasikan sebagai bagian abuse of power, penyalahgunaan wewenang dan menciptakan isu positif bagian strategi pencitraan dan kegiatan tersebut didesain hanya sekedar mendukung penguatan legitimsdi ekonomi dan kekuasaan atau politik,” terang dia.

Heru menambahkan, parameter pertumbuhan ekonomi lebih banyak menunjukan kegiatan ekonomi negative. Menurun dan banyak yang terperosok dalam jurang kebangkrutan. “Pelaku UMKM banyak yang sudah bangkrut , vendor - vendor/ supliet sudah tidak mampu mengimpor barang, ruko dan kos-kosan serta rumah banyak yang dijual. Hotel, hiburan dan seni sepi. Kontraktor bangkrut,”tuturnya.

Bahkan kata dia banyak anggota DPR mengeluh, tidak ada dana kunjungan dan masih banyak informasi negatif pandemi Covid-19. Memang, memunculkan isu kenaikan ekonomi ini, dari sisi politik pemerintah sendang membangun kepercayaan diri dan legitimasi kekuasaan. Memberikan rasa kepercayaan diri kinerja birokrasi. Serta memicu kegiatan ekonomi dan mendorong investasi dalam dan luar negeri.

“Tapi, tujuan baik dengan melakukan kebohongan itu blunder. Mereduksi kepercayaan publik dan dijadikan alat untuk melakukan penyerangan untuk menjatuhkan wibawa pemerintah,” pungkasnya. (zen)

Sumber: