Walikota Bantah Pengondisian Pemenang Proyek Dinas Pendidikan
Bahkan dari kasus lelang 45 paket pekerjaan tersebut, sambung Nano, para pelaku usaha jasa konstruksi lokal menduga, ada semacam penggiringan yang didalangi oleh oknum. Oknum itulah yang menjembatani para kontraktor luar untuk mendapatkan proyek di Kota Cirebon. Seperti kontraktor dari Depok, Tangerang, hingga Pangandaran yang memenangkan lelang.
\"Kami menduga ada oknum luar Kota Cirebon, yang menggiring pemborong luar untuk dapat proyek di Kota Cirebon. Ya, kita menduga kuat ada kedekatan dengan oknum kekuasaan eksekutif yang melakukan intervensi. Kami juga khawatir kasus di Disdik ini juga terjadi di paket-paket pekerjaan lain. Masa sampai paket bernilai kecil juga yang dapat kontraktor luar? Rakus dan gak punya hati ini namanya,\" tandasnya dengan nada ketus.
Senada diungkapkan pengusaha jasa konstruksi Kota Cirebon lainnya, Hasanudin. Dia mengaku kesulitan. Karena di tengah pandemi yang mendera, para pengusaha yang masih bertahan harus tetap menaati ketentuan administratif. Seperti perpanjangan perizinan dan administrasi lain.
\"Pengusaha jasa konstruksi di Cirebon saat pandemi ini sebagian bubar. Kami yang ada tetap menjalankan SOP. Jadi harusnya ada perhatian untuk para pengusaha lokal,\" ungkap Hasanudin.
Menyoroti 45 paket pembangunan yang sudah dilelang Dinas Pendidikan dan pemenangnya didominasi kontraktor luar, Hasanudin pun menyayangkan. Karena proyek dengan nilai kecil saja dikerjakan oleh kontraktor luar, karena kontraktor lokal dipersulit oleh aturan lelang.
\"Sebanyak 45 paket di Disdik, untuk rehab SD dan SMP itu adalah hak kami sebagai pengusaha jasa konstruksi lokal. Sudah dua tahun kita tak dapat. Padahal paketnya ada, tapi diambil kontraktor luar,\" ucapnya.
Secara umum, Hasanudin melihat, banyaknya lelang yang diikuti dan dimenangkan kontraktor luar, sudah menjadi fenomena di Kota Cirebon beberapa tahun terakhir. Sehingga muncul dugaan ada oknum yang sengaja menggiring kontraktor luar untuk masuk ke Kota Cirebon.
\"Fenomena ini mulai dari proyek-proyek besar, sejak tahun 2017. Mulai dari proyek trotoar senilai Rp96 miliar. Hasil kerjanya, bisa kita lihat di lapangan. Tapi kan menurut administrasi hasil pekerjaan mereka bisa diterima. Proyek besar terakhir yang juga kena oleh kontraktor luar, seperti Trotoar Kartini-Siliwangi, IGD RSD Gunung Jati,\" paparnya. (sep)
Sumber: