Badan Litbang dan Diklat Kemenag Teken MoU dengan IAIN Cirebon

Badan Litbang dan Diklat Kemenag Teken MoU dengan IAIN Cirebon

RAKYATCOREBON.ID - Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) meneken memorandum of understanding (MoU) dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon terkait dua kegiatan strategis yakni Terjemah Al-Quran bahasa Cirebon dan Dialog Kebudayaan, Kamis (3/6).

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg menegaskan, dua kegiatan strategis yang sedang dijalankan Badan Litbang dan Diklat Kemenag dan IAIN Cirebon merupakan upaya akademisi dalam menjaga kearifan lokal di Cirebon.

“Dalam berbagai program diantaranya yang sudah kita bicarakan dengan Pak Kapus adalah Dialog Kebudayaan,” ujar Sumanta di hadapan Kepala Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Prof Dr M Arskal Salim GP MAg dan rombongan.

Menurut Sumanta, Cirebon memiliki kekayaan histori. Dan IAIN Cirebon punya wadah kajian yakni Cirebones Corner. Sebagai upaya untuk optimalisasi khazanah yang kaya yang luar biasa dari sisi historis dan itu menjadi alasan penting tatkala IAIN Cirebon diajak menjadi mitra untuk mengadakan suatu kegiatan Dialog Budaya.

Begitu pun pelestarian bahasa Cirebon. Sebuah bahasa yang memiliki keunikan. Dari sisi wilayah, Cirebon pertemuan antara budaya Sunda dan Jawa dan melahirkan suatu bahasa yang memiliki karateristik dan diikuti oleh beberapa wilayah lain. Terutama yang berada di bawah kekuasaan Kasultanan Cirebon pada saat itu dan sampai sekarang masih dijadikan bahasa lokal.

“Seperti di Cirebon sendiri, Indramayu, Majalengka perbatasan, Kuningan perbatasan kemudian Banten. Karena Banten ini kerajaan yang didirikan oleh anaknya Sunan Gunungjati, termasuk Jakarta sebagian, Karawang, Bekasi itu daerah pinggiran masih menggunakan bahasa Cirebon. Subang juga sama,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Prof Dr H Achmad Gunaryo MSoc Sc mengatakan, upaya untuk melestarikan bahasa Cirebon bagian dari tanggung jawab akademik yang termaktub dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kata Pak Rektor ada 10 juta orang menggunakan bahasa Cirebon ini patut dilestarikan,” pungkasnya. (wan)

Sumber: