Gabah Kering Sangat Murah, Pupuk Subsidi Langka, Petani Makin Menderita

Gabah Kering Sangat Murah, Pupuk Subsidi Langka, Petani Makin Menderita

RAKYATCIREBON.ID-Para petani padi dan sayuran di kabupaten Majalengka mengeluhkan rendahnya harga gabah dan sayuran pada awal Ramadan tahun ini.

Salah satu petani di Desa Sukawana, Kecamatan Kertajati, Andik, menuturkan, gabah kering giling dihargai sangat murah, cuma Rp420 ribu per kuintal. Sebelumnya dihargai Rp550 ribu per kuintal.

“Saya tidak tahu penyebabnya. Tolong pemerintah memperhatikan. Petani rugi. Pupuknya saja mahal. Kalaupun ada, untungnya tipis,” ungkap Andik kepada Rakyat Cirebon, Selasa (20/4).

Dikatakan dia, beli pupuk bersubsidi harus punya kartu tani. Pupuknya pun langka, harus antre beli di agen. Ditambah lagi bencana banjir pada Maret membuat petani semakin menderita kerugian.

Sementara itu, para petani sayuran di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, mengeluhkan anjloknya beberapa harga jual sayuran terutama kol.

“Di pasar sayur Talaga, kol dihargai Rp2.500 per kilogram dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram,” kata Nana (40), salah satu petani sayur.

Nana mengungkapkan, faktor belum panen membuat stok kol di pasar sayur berkurang. Dirinya yang merangkap bandar atau pemasok sayuran terpaksa mengambil kol dari luar daerah, seperti Garut dan Bromo, Jawa Timur.

“Saat ambil dari Garut, harganya masih sekitar Rp4.000 per kilogram. Sekarang ambil dari Bromo, harganya hancur, cuma Rp2.000 per kilogram,” ungkap Nana.

Berdasarkan pantuan Rakyat Cirebon, sejumlah komoditas di pasar tradisional mengalami penurunan harga. Harga tomat turun jadi Rp4 ribu. Di tingkat petani Rp3 ribu.

Sebelumnya, tomat dihargai Rp6 ribu hingga Rp7 ribu per kilogram. Bawang daun kini Rp7.500 per kilogram. Sebelumnya mencapai Rp14 ribu per kilogram.

Sedangkan labu siam Rp3 ribu per kilogram, wortel Rp11 ribu per kilogram, serta kol bulat Rp2.500 per kilogram di tingkat petani. Di pasar mencapai Rp 4 Ribu per kilogram.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Majalengka, Maman Sutiman mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan sidak di Pasar Tradisional Talaga untuk mengetahui terkait perkembangan harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tersebut.

‎Setelah sidak, ternyata kebanyakan masih stabil. Tidak begitu ada lonjakan harga yang signifikan, ‎sidak itu juga dimaksudkan untuk mengetahui akan perkembangan spekulasi harga Kepokmas atau Kebutuhan Pokok Masyarakat.

“Kami didampingi pihak kepolisian. Artinya kami ingin mengetahui juga situasi dan kondisi pasar, dan alhamdulillah aman, kondusif,” ungkapnya.

Sumber: