Bupati Majalengka Bantah Penghargaan Kota Layak Anak Hanya Formalitas

Bupati Majalengka Bantah Penghargaan Kota Layak Anak Hanya Formalitas

RAKYATCIREBON.ID - Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd membantah jika di daerahnya masih banyak terjadi kasus kekerasan terhadap anak.

Sehingga predikat \'Kota Layak Anak\' Kabupaten Majalengka hanyalah formalitas untuk mengejar penghargaan.

Hal tersebut disampaikan menyikapi pernyataan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Majalengka, Aris Prayuda yang menyebut predikat Kota Layak Anak yang diraih Majalengka hanya sebatas formalitas demi mengejar penghargaan.

Karena fakta di lapangan, setiap tempat dan ruang sudah tidak aman bagi anak.

Karna Sobahi menegaskan, pernyataan yang dikeluarkan LPA Majalengka kurang tepat. Sebab, sebuah kasus tidak bisa digeneralisasi menjadi sebuah keputusan, terlebih soal penghargaan.

\"Penilaian sebuah penghargaan itu kan komprehensif, tidak hanya dari kasus. Jangan asal cap Majalengka tidak layak, bukan begitu cara berpikirnya,\" ujar Karna Sobahi, Selasa (23/3).

Ia mengakui, hingga saat ini pihaknya masih memiliki kekurangan. Namun, Karna berharap kritik LPA tidak harus memutuskan, melainkan memberi masukan yang membangun.

\"Di mana pun pasti terjadi. Kabupaten mendapat penghargaan, pasti ada kekurangannya,\" tegasnya.

Bupati juga mengajak LPA serta pihak pemerhati anak dan perempuan di Majalengka lainnya bersama-sama membangun Kota Angin untuk terus memperbaiki diri. Sehingga, Kota Layak Anak menjadi wujud kepedulian bersama dalam memperjuangkan hak anak dan perempuan.

\"Tinggal memberikan masukan kepada kita apa yang menjadi kekurangan pemerintah. Kita memperbaiki kekurangannya itu. Bukan diangkat terus dicap tidak layak, tidak bisa begitu,\" tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Majalengka, Aris Prayuda mengatakan, predikat Kota Layak Anak yang diraih Kabupaten Majalengka hanya sebatas formalitas demi mengejar penghargaan.

Sebab fakta di lapangan, setiap tempat dan ruang anak sudah tidak aman, apalagi di masa pandemi Covid-19.

\"Di sekolah, di pesantren/madrasah, di lingkungan dan rumah sekalipun, karena masih banyak predator keji yang bergentayangan di tempat-tempat tersebut,\" ujar Aris Prayuda.

Selain itu, terang Aris, pembangunan PUHA (Pengarusutamaan Hak anak) di Majalengka, saat ini kurang begitu maksimal apalagi di masa Covid-19. Sebab, banyak anak-anak yang kurang bersosialisasi karena dibatasi hanya melalui internet.

Sumber: