LMS Perkuat Citra IAIN Cirebon sebagai Smart Campus
RAKYATCIREBON.ID - Proses transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi PTKIN bertaraf universitas terus bergulir. Momentumnya dimulai setelah proposal naik status kelembagaan yang diajukan IAIN Cirebon disetujui Dirjen Pendis pada awal 2021.
IAIN Cirebon dinilai layak naik level menjadi universitas. Lantaran banyak hal yang mendukung. Salah satunya, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mutu akademik melalui program Smart Campus.
Peningkatan itu diikuti secara berkelanjutan pada aspek manajemen, program doktoral, lektor, fasilitas belajar, mutu akademik, guru besar, peningkatan akreditasi, juga penyediaan lokasi yang akan dibangun sejumlah prodi dan fakultas untuk pengembangan kampus.
Hal ini dinyatakan Dekan Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Hajam MAg seputar keberadaan Smart Campus yang sudah berjalan sejak tahun 2015.
Bahkan, saat ini proses pembelajaran di Prodi Bahasa dan Sastra Arab fakultas tersebut telah diperkuat dengan penggunaan aplikasi e-Learning Managemen System (LMS) yang sudah berjalan 1 tahun, tepatnya sejak tahun 2020.
Menurut Hajam, pembuatan aplikasi LMS ini tidak dapat meninggalkan jejak awal yang merupakan rintisan Ketua LPM IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Kartimi MPd yang telah menyadari penggunaan teknologi dalam peningkatan kualitas pendidikan di masa yang akan datang.
Namun, lanjut dia, secara kebetulan pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19 yang mengharuskan kegiatan perkuliahan secara daring. Sehingga, aplikasi LMS ini sangat tepat untuk menyiasati proses perkuliahan di masa tersebut.
Hajam memaparkan, ada sejumlah tahapan yang dibangun melalui proses peningkatan mutu yang berkelanjutan. Proses tersebut diawali dengan visitasi ISO. Pada konteks ini, Tim Asesor ISO merekomendasikan adanya suatu aplikasi yang dapat menunjang kegiatan perkuliahan.
Diungkapkan, rekomendasi tersebut kemudian segera ditindaklanjuti oleh kampus dengan meluncurkan LMS yang dikoordinasikan Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD). Hal itu seperti gayung bersambut, LMS pun berjalan dengan dinahkodai oleh Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab (BSA).
“LMS sudah berjalan baik di BSA, baik itu untuk perkuliahan maupun info-info lainnya. LMS juga sangat mendukung dengan bertepatannya IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia dan ini pertama di Indonesia. Apalagi SDM yang kami miliki, baik tenaga IT maupun SDM sudah sangat mumpuni, sehingga program Smart Campus sudah sangat siap termasuk menjadi kampus islam siber,” terang Hajam.
Kendati demikian, kata Hajam, masih ada sejumlah kendala yang membutuhkan dukungan untuk peningkatan pelayanan. Seperti terkendalanya server yang masih satu pintu. Pasalnya, ungkap dia, idealnya setiap fakultas harus suah memiliki server masing-masing, sehingga program LMS dapat berjalan dengan lebih baik.
“Saat ini server yang ada di PTIPD merupakan sarana lama yang pengadaannya dilakukan pada tahun 2011 sehingga perlu dilakukan peremajaan. Bisa kita bayangkan, server pengadaan tahun 2011 harus digunakan secara berkelanjutan untuk menopang semua kebutuhan lembaga, ditambah dengan perubahan status kelembagaan IAIN Cirebon menjadi kampus islam siber, tentu ini bisa menjadi pekerjaan rumah tersendiri,” paparnya.
Hajam menegaskan, persoalan ini penting untuk segera dicarikan jalan keluar oleh lembaga. Pasalnya, jika melihat SDM dan tenaga IT yang dimiliki IAIN Syekh Nurjati tidak ada persoalan, semuanya sudah sangat baik dan mumpuni. Bahkan, yang dapat menerapkan LMS ini pun adalah prodi yang harus terakreditasi A.
Selanjutnya, papar dia, kendala lainnya adalah perlu adanya sosialisasi dan pelatihan serta pembinaan kepada mahasiswa. Bahkan, kata Hajam, juga kepada tenaga pengelola di masing-masing jurusan.
Sumber: