Komisi II Kecewa Hasil Proyek Trotoar Jalan Kartini-Siliwangi

Komisi II Kecewa Hasil Proyek Trotoar Jalan Kartini-Siliwangi

KEJAKSAN - Komisi II DPRD memberikan sejumlah catatan terhadap hasil pekerjaan proyek penataan trotoar dan normalisasi drainase di sepanjang jalan Siliwangi dan sebagian Jalan Kartini, sesuai dokumen kontrak yang berakhir pada Desember lalu.

\"Catatan untuk pembangunan trotoar. Pertama dari nat estetika, terlihat kurang besar. Kalau konstruksi sih kita oke lah,\" ungkap Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, Heriyanto kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Di sektor estetika ini, lanjut Heriyanto, termasuk soal pembersihan pasca pengerjaan. Seperti diketahui, setelah kontrak selesai, masih terlihat tumpukan-tumpukan brangkal hasil pembongkaran.

\"Katanya bekas galian langsung dibersihkan. Tapi sampai sekarang pekerjaan dianggap selesai, masih berceceran di jalan,\" keluhnya.

Kemudian catatan kedua, dari sisi finishing, pihaknya juga memberikan catatan, karena model dan sistem pembangunan trotoar yang diterapkan dengan beton stamp tidak sesuai atau cocok dengan finishing-nya.

Ia contohkan, warna putih yang dipakai untuk nat trotoar. Padahal warna tersebut akan sangat mudah terlihat kotor. Kalau pun dibersihkan, akan sulit karena ukuran natnya sangat kecil.

\"Kekuatan sih oke, standar untuk pejalan kaki. Hanya motif dan finishing menurut saya kurang. Lihat warnanya, akan sangat cepat kotor, lalu kusam,\" jelasnya.

Belum lagi persoalan penebangan yang dilakukan di awal pekerjaan. Heriyanto terlihat kecewa dengan penebangan tersebut. Pasalnya, semua pohon di Jalan Siliwangi ditebang. Padahal pekerjaan tidak  di sepanjang jalan, hanya sampai di pintu masuk Stasiun Kejaksan.

\"Itu juga pohon ditebang sampai Krucuk. Padahal pekerjaan hanya sampai tengah. Terus inlet atau tutup saluran, banyak yang tidak rata. Kan jadi jelek,\" beber Heriyanto.

Catatan lainnya, ia juga menyoroti bagian trotoar untuk disabilitas, tegel berwarna kuning yang ada di tengah trotoar tersebut banyak yang pecah, sehingga membahayakan.

\"Untuk pejalan kaki disabilitas yang kuning banyak yang pecah. Biar nanti PU yang bertanggung jawab. Kita sudah melakukan fungsi pengawasan, tapi saya pribadi kurang puas. Belum lagi drainasenya, kita belum lihat jika hujan besar,\" kata Heriyanto. (sep)

Sumber: