Sukalila tak Cukup Hanya Dikeruk
RAKYATCIREBON.ID - Rencana pengerukan muara sungai Sukalila di kawasan pesisir yang saat ini tertunda karena menunggu turunnya curah hujan membuat Komisi II DPRD Kota Cirebon angkat bicara.
Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ir Watid Sahriar mengungkapkan bahwa jika tujuan pengerukan adalah untuk mengangkat sedimentasi di bagian muara sungai yang sudah sangat tinggi, maka perlu upaya lain selain dikeruk.
Menurut Watid, selain lumpurnya dikeruk, maka bagian pinggir sungai juga perlu dibangun senderan, agar lumpur yang dikeruk tertahan, karena tanpa senderan di sisi sungai, paka pendangkalan akan terus terjadi. \"Gak bisa kalau hanya dikeruk, harus ada senderan juga, harus dibangun,\" ungkap Watid.
Jika hanya dikeruk, tanpa ada upaya lain untuk menjaga agar bagian sungai tetap dalam, lanjut Watid, maka dalam dua atau tiga tahun kedepan kondisi muara akan kembali seperti semula, kondisi sedimentasi akan kembali tinggi.
Terlebih jika dasar laut di bagian pantai muara lebih rendah dari kedalaman sungainya.
\"Kalau dikeruk saja, nantinya 2-3 tahun juga tinggi lagi (sedimentasi, red),\" lanjut Watid.
Dijelaskan Watid, pengerukan juga harus melalui perhitungan yang matang, berapa kedalaman yang akan dikeruk, hingga dikemanakan lumpur laut hasil pengerukan.
Sementara ini, diasumsikan ada sekitar 30 ribu meter kubik lumpur sedimentasi yang akan dikeruk.
Namun dengan asumsi tersebut, Watid pesimis jika pengerukan akan sesuai dengan harapan, terkecuali dibangun break water di bagian menuju laut. \"Persoalannya, laut Cirebon itu sedimentasinya yang tinggi, minimal harus juga ada break water,\" jelas Watid.
Belum lagi persoalan operasional, kata Watid, untuk pengerukan pun ada standar harganya, dihitung per meter kubik sekitar 80 ribu.
Jika dirinci, 30 kubik dikalikan dengan 80 ribu, maka angka yang muncul, butuh anggaram hingga 2,4 milyar untuk mengeruk muara sungai Sukalila, angka tersebut belum termasuk biaya operasional setelah lumpur naik ke darat.
Tak hanya itu, lumpur basah pun perlu dikeringkan, dan masa pengeringan tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. \"Jangan samakan dengan gabah 2-3 hari kering dijemur, ini lumpur butuh waktu lama,\" kata Watid.
Sebelumnya diberitakan bahwa wacana pengerukan pun tak kunjung dimulai, padahal menurut informasi terakhir, pengerukan muara sungai Sukalila akan dilakukan bulan Desember lalu.
Wakil Walikota Cirebon, Hj Eti Herawati mengungkapkan bahwa rencana pengerukan terkendala kondisi cuaca, dimana curah hujan yang tinggi membuat kondisi sungai tidak memungkinkan untuk dikeruk.
Sumber: